Jakarta, Aktual.com – Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu (PDTu), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) mengadakan Festival Budaya Untuk Perdamaian yang digelar di di desa Dete, Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa, Propinsi Nusa Tenggara Barat, Sabtu (30/3). Tahun ini, akan dilaksanakan acara serupa di 24 kabupaten lain yang merupakan lokasi tematik di Indonesia.
“Acara Festival Budaya Untuk Perdamaian merupakan salah satu upaya pemerintah untuk melestarikan adat istiadat dan budaya dalam menjaga pembangunan perdamaian dan kebhinnekaan Indonesia,” kata Anwar Sanusi, Sekjen Kemendesa PDTT dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (1/4).
Anwar Sanusi mengatakan, Pranata adat itu manifestasinya macam-macam. Contohnya, kekuatan adat yang mencerminkan adanya satu sistem atau simbol dimana apabila ada perselisihan, masyarakat bisa menyelesaikan dengan adat dan budaya.
Apabila terjadi konflik, mereka bisa mengelola konflik tersebut dan dapat menemukan solusi yang menguntungkan kedua-belah pihak.
“Kami sangat yakin pranata adat mempunyai ikatan sosial yang bisa menyelesaikan konflik sosial. Hakikat dari undang-undang desa dimana kita mengakui, merekognisi kekuatan-kekuatan yang sudah eksis di tengah-tengah masyarakat untuk menjadi semacam kekuatan sosial di masyarakat,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: