Jakarta, Aktual.com — Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Achmad Baiquni mengkritisi kebijakan suku bunga acuan perbankan atau BI Rate yang masih tinggi. Padahal ditengok dari kondisi makro ekonomi yang ada, sangat besar ruang BI Rate untuk turun. Minimal, pada periode bulan ini BI Rate bisa diturunkan ke level 7,25 persen.
“Kita semua tahu, inflasi di 2015 lalu dan mungkin di 2016 ini masih rendah dan dapat dikendalikan. Dan The Fed Fund Rate juga sudah dinaikkan. Sehingga ada room BI Rate turun. Minimal 25 basis poin,” sebut dia di Jakarta, Selasa (12/1).
Angka inflasi 2015 sendiri sebesar 3,35 persen. Lebih rendah dari ekspektasi pemerintah di tahun lalu. Bahkan di tahun ini pemerintah juga memproyeksikan angka inflasi sebesar 4%+- 1. Atau antara 3-5 persen. Dengan kondisi tersebut, sangat masuk akal kalau publik menyorot BI Rate selama ini yang masih di 7,5 persen sangat tinggi. Sehingga mestinya cepat diturunkan.
Menurut Baiquni, tak hanya faktor inflasi yang menjadi alasan BI Rate bisa diturunkan. Banyaknya proyek-proyek, terutama infrastruktur yang sudah mulai digenjot pemerintah di awal tahun ini, mestinya dapat diikuti dengan kebijakan BI yang menurunkan suku bunyanya.
“Coba kita lihat, pemerintah di tahun ini sudah melakukan percepatan penggunaan anggaran. Tender-tender sudah dilakukan di awal tahun. Biasanya di triwulan kedua,” katanya.
Dengan kondisi demikian, imbuh dia, menjadi alasan kuat untuk menurunkan BI Rate. “Kami sangat berharap BI Rate diturunkan. Karena dengan BI Rate yang rendah dapat menggenjot perekonomian kita,” jelas dia.
Seperti diketahui, di akhir pekan ini Dewan Gubernur BI akan mengadakan rapat DG untuk membahas kemungkinan BI Rate diturunkan atau ditahan. Akan tetapi, dari sinyalemen BI sendiri sepertinya belum ada ruang BI Rate untuk diturunkan.
Laporan: Bustomi
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan