Jakarta, Aktual.co —Kepala Dinas Pendidikan DKI Lasro Marbun mengakui pihaknya masih menunggu kepastian besaran kenaikan harga BBM bersubsidi dan Tarif Dasar Listrik (TDL) untuk menentukan besaran biaya program beasiswa, yang mulai tahun 2015 akan diberlakukan untuk menggantikan Kartu Jakarta Pintar (KJP).
Saat ini, kata dia, Disdik DKI masih menunggu sinyal dari Pemerintah Pusat terkait besarnya persentase kenaikan BBM. Karena biasanya kenaikan tingkat konsumsi berasal dari kenaikan BBM dan TDL.
Namun sebagai ancang-ancang, Lasro mengaku sudah memperkirakan angka tertinggi untuk anggaran beasiswa akan mencapai tiga triliun rupiah.
“Kalau sekarang diajukan untuk persiapan-persiapan dana itu Rp3 triliun. Itu kan gak bakal habis. Itu hanya angka tertinggi, semakin hemat semakin bagus,” ujarnya, saat ditemui di Balaikota DKI, usai rapat pimpinan, Senin (17/11).
Mengaku belum tahu berapa kira-kira kenaikan TDL, namun dari kenaikan sebelumnya adalah sebesar 15 persen.
“Kalau BBM tahun kemarin kan 40persen, dari Rp. 4.500 menjadi Rp. 6.000. Jadi gabung aja, 15persen+45persen jadi 60persen, misalnya dibagi dua. Baru kita bandingkan dengan harga di pasar. Kalau gak salah kenaikan di pasar itu rata-rata sekitar 15-20persen berarti kenaikannya seputar itu,” tambahnya.
Diketahui, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berencana merubah KJP menjadi beasiswa mulai tahun 2015. Alasannya, agar tidak terjadi tumpang tindih dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang digulirkan Presiden Joko Widodo.
“KJP juga mau kita hapus mau kita ganti beasiswa,” ujarnya, beberapa waktu lalu.
Nantinya, kata Ahok, dana KJP akan dialihkan untuk Beasiswa dan tidak dimasukkan dalam Bantuan Sosial (Bansos). Sehingga anak-anak Jakarta bisa menikmati hingga duduk di bangku SMP.
“Kalau namanya Bansos tidak boleh tiga tahun. Sedangkan kalau anak SD 6 tahun, bila pakai paket sampai SMP kelas IX. Makanya mau kita ubah jadi beasiswa sebetulnya dan nilainya lebih besar.”
Artikel ini ditulis oleh: