Petani memilah gabah hasil panen di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Selasa(14/11/2017). Sebagai upaya mengantisipasi paceklik, Kementerian Pertanian menargetkan panen padi pada musim ketiga yakni mulai Oktober hingga Desember 2017 mencapai 1 juta ha per bulan dengan beras yang dihasilkan mencapai 3 juta ton per bulan. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Akibat dari serangan penyakit Bulai pada Jagung, sejumlah kelompok tani yang ada di Desa Pilomonu, Kecamatan Mootilango, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo mengaku merugi sekitar Rp600 juta. Ada beberapa lahan milik anggotanya yang mengalami kerugian akibat serangan penyakit Bulai.

“Biaya produksi dalam satu hektare (Ha) lahan jagung sedikitnya menghabiskan dana sekitar Rp4 juta, dan ada sekitar 150 Ha lahan pertanian yang mengalami serangan penyakit Bulai,” kata Ketua kelompok tani Sejahtera Thamrin Olamu, Sabtu (6/1).

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo Rahmat Pomalingo mengakui serangan penyakit Bulai ini tidak hanya terjadi di Kecamatan Mootilango, tapi juga ada di Kecamatan Tabongo.

“Kami sementara melakukan koordinasi dengan dinas pertanian provinsi, karena benih Jagung tersebut merupakan bantuan dari pemerintah pusat yang bersumber dari APBN,” kata Rahmat.

Ia menegaskan bahwa, pemerintah daerah tidak melihat sumber bantuan ini dari mana, akan tetapi saat ini langkah apa yang harus dilakukan pemerintah daerah untuk meminimalisir kerugian.

Dalam jangka waktu dekat ini, pihaknya sudah menyiapkan stok benih pengganti, namun jumlahnya tidak terlalu banyak, dan sudah melakukan koordinasi dengan dinas pertanian provinsi untuk mengganti benih jagung diareal yang rusak.

“Tidak panen tahun ini tidak gagal dan tidak menurunkan produksi jagung Gorontalo,” ia menambahkan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo Muljadi Mario menegaskan bahwa, terkait benih memang di lapangan bisa saja gagal, sudah dilakukan pengujian daya tumbuhnya seperti apa, namun bisa jadi saat penanaman bisa saja terkena hama penyakit.

“Saat ini kami sudah berupaya meminta penyedia benih untuk mengganti sejumlah yang rusak tadi, dan penyedia benih sudah siap, hanya saja dalam proses pengadaan penggantian benih ini, butuh waktu,” kata Muljadi Mario.

Ia berharap petani untuk bersabar dulu, pemerintah provinsi tidak tutup mata dalam hal ini, dinas pertanian saat ini mendata lahan pertanian yang mengalami gagal tumbuh akibat hama penyakit.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka