Jakarta, Aktual.com – Laju nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD) pada perdagangan hari ini, masih akan melanjutkan pelemahannya.
Kondisi ini dipicu oleh melemahnya harga emas dan minyak dunia yang telah membuat mata uang Asia, khususnya emerging market, tak berdaya terhadap greenback atau mata uang USD.
“Ternyata, keadaan tersebut tergambarkan pada mata uang yen, yuan, dan rupiah yang kemarin bergerak variatif cenderung melemah. Dan kemungkinan masih akan terjadi hari ini,” ujar analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, dalam analisis hariannya, Jumat (2/9).
Apalagi memang sentimen dalam negeri tidak dapat menolong laju rupiah. Persoalan tax amnesty, rilis deflasi, dan data keuangan lainnya tak direspon positif pelaku pasar.
“Dari dalam negeri masih minimnya sentimen positif membuat laju rupiah tidak banyak mengalami perubahan,” tegasnya.
Jadi, menurut dia, dirilisnya data laju Indeks Harga Konsumen (IHJ) Indonesia di Agustus yang deflasi 0,02% (MoM), atau Inflasi 2,79% (YoY) masih berada dibawah ekspektasi konsensus sebesar 3,02%. Sehingga pelaku pasar cenderung melakukan aksi jual.
Ditambah lagi, adanya data manufaktur Indonesia di Agustus 50,4 yang sebelumnya 48,4, masih dinilai gagal menopang laju rupiah setelah para pelaku pasar menempuh jalan profit taking.
“Ditambah lagi, mereka juga melakukan aksi jual pasca melemahnya harga minyak dunia sekitar 3%, sehingga mengantarkan pergerakan minyak dunia di level $ 44,8/barel,” jelasnya.
Dengan kondisi demikian, kini laju rupiah kembali menguji level supportnya dan masih terdapat kecenderungan untuk tertekan.
“Support rupiah akan ada di rentang 13.287 serta level resistennya berada di kisaran 13.245. Cermati sentimen yang ada,” paparnya.
Sebelumnya, pihaknya pada perdagangan kemarin sempat memproyeksi laju rupiah mampu menguat 0.21% di level 13.242. Penguatan tersebut semula disebabkan adanya aksi profit taking oleh para pelaku pasar jelang diumumkannya data ketenagakerjaan AS yang cenderung memilih untuk konservatif.
“Namun ternyata penguatan rupiah tidak terjadi. Tetap melemah hingga akhir perdagangan. Makanya, cermati sentiment yang ada,” pungkas Reza.
*Bustomi
Artikel ini ditulis oleh: