Jakarta, Aktual.com — Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Banten mengimbau warga tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan di daerah itu selama musim kemarau.
“Kami minta warga yang membuka ladang atau kebun tidak membakar sampah bekas ilalang, terlebih hembusan angin yang kencang sehingga menyulut kebakaran hutan dan lahan,” kata Kepala Dishutbun Kabupaten Lebak Kosim Ansori saat dihubungi di Lebak, Minggu (6/9).
Dia juga telah menginstruksikan seluruh petugas aparat kecamatan dan desa agar mewaspadai ancaman kebakaran hutan dan lahan. Sebab wilayah Kabupaten Lebak terdapat hutan milik rakyat, hutan adat dan kawasan hutan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak.
Saat ini, ancaman bahaya kebakaran hutan berpotensi karena suhu panas pada siang hari mencapai 33 derajat Celsius. Karena itu, kata dia, pihaknya meminta warga mewaspadai kebakaran hutan selama musim kemarau.
Kewaspadaan kebakaran ini juga menindaklanjuti surat imbauan dari Kementerian Dalam Negeri Nomor 364/2176/SJ tentang antisipasi kebakaran hutan dan lahan. “Kami mengajak masyarakat, instansi terkait seperti aparat desa serta kecamatan berperan aktif untuk pencegahan kebakaran,” kata dia.
Dia mengimbau masyarakat juga diminta tidak membuang puntung rokok sembarangan ke semak-semak hutan karena bisa menimbulkan percikan api sehingga bisa menimbulkan kebakaran. Selama ini, memasuki musim kemarau dan berpotensi ancaman kebakaran jika membuang puntung rokok ke semak-semak belukar hutan yang kondisinya terjadi kekeringan.
“Kami berharap imbauan ini tidak dilakukan warga untuk mencegah bencana kebakaran,” katanya.
Menurut dia, saat ini Kabupaten Lebak juga berstatus kekeringan akibat dampak kemarau berkepanjangan sehingga 14 kecamatan di daerah ini krisis air bersih. Masyarakat yang tinggal di 14 kecamatan terpaksa mencari air sungai maupun membuat sumur di tepi sungai untuk keperluan mandi, cuci dan kakus.
Sebab sumur timba, jet pump dan sumber mata air mengering akibat kemarau panjang itu. Kekeringan ini juga berdampak terhadap tanaman pangan dan hortikultura sehingga berdampak terhadap produksi akibat tidak ada pasokan air.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu