Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi VII DPR, Hari Purnomo menuntut komitmen direksi PT Pertamina (Persero) untuk membangun kilang, baik melalu Refinery Development Master Plan (RMDP) maupun Grass Road Refinery (GRR).

Dia melihat kinerja pertamina disibukkan dengan konflik di Internal dan dia merasa pesimis bahwa perencanaan pembangunan tidak akan berjalan semestinya.

“Saya nggak percaya itu kilang selesai ontime. Tidak tepat waktu. Perkiraan saya akan terlambat itu,” kata Hari kepada Aktual.com, Jumat (10/2).

Oleh karena itu tukas Hari, Direksi dan pemegang saham harus serius untuk mencapai progress agar sesuai dengan apa yang diharapkan.

“Yang penting itu direksi komitmen. Termasuk pemegang saham, pemegang saham ikut menentukan seberapa jauh kesungguhan pemegang saham membangun kilang,” tandasnya.

Terkait permasalahan kilang, sebelumnya Mantan Tim Reformasi dan Tata Kelola Migas, sekaligus Pengamat Ekonomi dan Energi dari UGM, Fahmy Radhi menyampaikan adanya kelompok yang berusaha menghalang-halangi Pertamina untuk membangun kilang.

Tindakan itu bertujuan agar Indonesia tetap melakukan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam volume besar dan kelompok yang dimaksud meraup keuntungan dari proses pengadaan itu.

“Kalau mendasarkan pada fakta bahwa lebih 20 Tahun tidak membangun kilang, lalu gagalnya kerja sama dengan Aramco dalam RDMP Dumai dan Balongan, mengindikasikan bahwa masih ada pihak-pihak mafia migas pemburu rente yang menghalangi secara sistemik pembangunan kilang baru dan RDMP,” kata Fahmy Radhi kepada Aktual.com, Kamis (2/2).

Dia menambahkan, ” dengan tidak dibangun kilang, ketergantungan impor BBM semakin besar dan menjadi sasaran bagi mafia migas,” tandasnya.

Laporan: Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan