Jakarta, Aktual.com — Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar, menekankan pernyataannya terkait delay pesawat Garuda Indonesia yang dialaminya, Rabu (24/2) kemarin. Sebagai pengguna, dalam hal ini penumpang, dirinya berhak mengkritik manajemen PT Garuda Indonesia.
“Saya sebagai pengguna, sebagai penumpang, boleh dong (mengkritik),” ujar di Kantor Kemendes PDTT, Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (25/2).
Diungkapkan, pada Rabu kemarin dirinya dijadwalkan menjadi pembicara dalam seminar di Universitas Gajahmada Yogyakarta pada pukul 11.00 Wib. Dia mendapatkan jadwal pemberangkatan dari Bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 10.00 Wib.
Dengan alokasi waktu tersebut, Marwan memperkirakan waktunya cukup hingga lokasi seminar sebagaimana dijadwalkan panitia. Akan tetapi, penerbangan Garuda mengalami delay hingga 1,2 jam. Lalu, perjalanan dari darat ke UGM memakan waktu sekitar setengah jam. Keterlambatannya jika ditotal sampai lokasi menjadi dua jam.
“Baliknya kesini (Jogja ke Jakarta) itu ndilalah juga delay satu setengah jam. Itu saja sebetulnya kritik kepada Garuda, tapi sudah saya maafkan.”
Disinggung sindiran Sekretaris Kabinet Pramono Anung melalui akun twitternya @pramonoanung, Marwan menyebut Pramono tidak memahami konteksnya sehingga salah sasaran. Pram, sapaannya, menyindir Marwan dengan mengatakan sudah tidak jamannya ada pejabat minta dilayani secara berlebihan.
“Salah dia, salah dia. Dia (Pramono) tidak ngerti prosesnya. Yang benar yang saya sampaikan tadi. Jadi delaynya itu banyak.”
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu