Jakarta, Aktual.com — Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Malang memperketat kehadiran tenaga kerja asing di wilayah itu dengan menggandeng Pemprov Jatim, dan pemerintah pusat melalui regulasi yang tidak mudah diterobos.

Kepala Disnakertrans Kota Malang, Jawa Timur Kusnadi mengatakan, pihaknya terus melakukan pembatasan, ruang lingkup dan gerak tenaga kerja asing yang masuk ke Kota Malang. Apalagi, sekarang ada 30 tenaga kerja asing yang sudah berada di Kota Malang.

“Sebagian besar dari mereka bekerja sebagai tenaga ahli di bidang pendidikan dan industrial. Di antara pekerja itu, ada yang bekerja di perguruan tinggi yang memang membutuhkan keahlian mereka,” katanya di Malang, Kamis (17/12).

Menurut Kusnade, mayoritas mereka berasal dari Singapura, Prancis dan Malaysia. Namun, saat ini Disnakertrans terus membatasi agar bisa meng-handle jumlahnya sesuai kebutuhan saja. Ketika MEA diberlakukan beberapa pekan lagi, pembatasan harus diperketat dengan cara menggandeng pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.

Hanya saja, lanjutnya, sampai saat ini tenaga kerja asing yang bekerja di Malang, tidak ada yang tenaga kasar, semuanya tenaga ahli (profesional), baik di bidang pendidikan (perguruan tinggi dan SMA) maupun di perusahaan-perusahaan besar yang ada di Kota Malang.

Selain itu, tenaga kerja asing yang dibutuhkan dan diutamakan adalah yang memiliki keahlian di bidang pertanian dan perkebunan. “Kami tidak dapat memastikan berapa target yang ditetapkan (kebutuhannya). Kami hanya berupaya menyesuaikan sumber daya alam dengan kebutuhan di Kota Malang,” ujarnya.

Selain tenaga kerja, mahasiswa asing yang tinggal di Kota Malang juga cukup banyak. Mahasiswa asing tersebut ada yang kuliah dengan biaya sendiri (mandiri), beasiswa dari pemerintah, pertukaran mahasiswa, maupun program lainnya yang ada di kampus tempat mereka menempuh pendidikan tinggi.

Sejumlah kampus yang menjadi “sarang” mahasiswa asing itu adalah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Negeri Malang (UM), serta beberapa perguruan tinggi lainnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu