Surabaya, Aktual.com – Unit Pengembangan Teknis dan Keterampilan Kejuruan (UPTKK) yang tergabung dalam Dinas Pendidikan Jawa Timur bekerja sama dengan program Millennial Job Center (MJC) untuk meningkatkan kemampuan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan mengurangi tingkat pengangguran di wilayah provinsi tersebut.

Aries Agung Paewai, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, dalam keterangan kepada para wartawan di Surabaya pada hari Sabtu, menyatakan bahwa kolaborasi ini melibatkan penyelenggaraan pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi 105 siswa SMK dari berbagai daerah di Jawa Timur.

“Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Jatim Cerdas dan Jatim Amanah yang dapat mencakup semua lapisan masyarakat,” ujar Aries.

Berkaitan dengan MJC yang beroperasi di berbagai Wilayah Kerja Pendidikan (Bakorwil), Aries menyatakan bahwa pelatihan ini merupakan penguatan bagi para siswa.

“Kami melihat potensi siswa ini yang telah dikenali oleh Dinas Pendidikan Jawa Timur, yang pada akhirnya akan sejalan dengan program Gubernur (Khofifah Indar Parawansa),” tambahnya.

Aries berharap bahwa pelatihan ini akan terus dikembangkan oleh para siswa dengan tujuan agar mereka mampu lebih siap menghadapi dunia kerja, baik melalui pencarian pekerjaan di lapangan maupun pendirian usaha mandiri.

“Dengan sertifikat yang diberikan oleh UPT maupun lembaga nasional, diharapkan para siswa akan lebih mudah memasuki dunia kerja atau menjalankan usaha sendiri. Ini dapat membantu mengurangi angka pengangguran di Jawa Timur,” lanjutnya.

Sementara itu, Wahyu Suryo Herminoko, Kepala UPTKK dalam Dinas Pendidikan Jawa Timur, menyatakan bahwa acara tahunan ini dilaksanakan secara gratis. Peserta dipilih oleh sekolah masing-masing.

“Sebagai contoh, ada peserta yang awalnya tidak memiliki keterampilan menjahit, tetapi setelah mengikuti pelatihan selama 12 hari, mereka menjadi mahir. Kami juga menjalin kerja sama dengan perusahaan untuk program magang,” jelasnya.

Cindyta Afifah Zahra, salah satu peserta dari SMKN 3 Malang, mengungkapkan kegembiraannya dapat mengikuti pelatihan tata kecantikan dalam acara ini. Menurutnya, banyak keterampilan baru yang tidak diajarkan di sekolah.

“Tidak ada kesulitan yang saya alami, karena memang minat saya ada dalam bidang kecantikan,” kata Cindyta.

Rizal Afriansyah, seorang instruktur di kelas MJC untuk videografi, menjelaskan bahwa ia mengajarkan dasar-dasar videografi, mulai dari pergerakan kamera, framing, penyusunan cerita, hingga pembuatan naskah. Menurutnya, tujuan dari kelas ini adalah menciptakan konten.

“Konten saat ini sangat dibutuhkan. Entah itu sebagai konten kreator di perusahaan atau sebagai pengusaha mandiri. Tantangan dalam memberikan pelatihan adalah beberapa peserta yang belum pernah menggunakan kamera sebelumnya. Namun, alhamdulillah, dengan mengikuti pelatihan ini, mereka akhirnya bisa melakukannya,” jelasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Sandi Setyawan