Pekerja menata tabung gas elpiji 3 kilogram di Depot and Filling Station LPG Pertamina Plumpang, Jakarta, Selasa (3/11). Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja berharap sekitar 20 persen konsumen gas elpiji bersubsidi tiga kilogram dapat beralih ke elpiji 5,5 kilogram nonsubsidi agar subsidi dapat dialihkan ke infrastruktur, kesehatan, dan lainnya. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./pd/15

Jakarta, Aktual.com – Pemerintah klaim akan mampu mengatasi kebocoran subsidi LPG kemasan 3 Kg hingga senilai Rp 18,3 Triliun dari program distribusi secara tertutup menggunakan e-money dengan bekerjasama melalui salah satu bank BUMN

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmadja mengatakan metode ini dirancang untuk menghindari subsidi salah sasaran serta tindakan nakal dari praktek pengoplosan.

“Kalau distribusi tertutup seperti ini tentu akan hemat dari sisi kebocoran, artinya dioplos seperti ke restoran dan hotel-hotel, sekitar 10-15 %,” kata Wirat di Kantor Dirjen Migas, ditulis Sabtu (10/9).

Sementara tambah Wirat, program ini masih dilakukan uji coba di Tarakan. Dalam implementasinya setiap rumah tangga dijatahi 3 tabung perbulan sementara untuk usaha mikro berhak setiap bulan mendapatkan jatah sebanyak 9 tabung.

“Jadi customer mau membeli LPG datang ke pangkalan membeli harus dengan non cash, jadi yang mikro ini juga beli dengan non cash, kalau tidak ada rekening bank, di pangkalan bisa ditop up,” ujarnya.

Jika proyek di Tarakan sukses, daerah lain yang akan dijadikan pilot project berikutnya adalah pulau bangka, dan selanjut diteruskan secara nasional. “Jika ini berhasil akan dapat diharapkan bisa diterapkan bertahap mulai 2017 di seluruh Indonesia” tandas Wirat.(Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid