Jakarta, Aktual.co — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memproyeksikan, pertumbuhan kreditnya dapat meningkat berkali lipat jika perseroan diberikan penyertaan modal negara (PMN) melalui penerbitan rights issue sebesar Rp5,6 triliun pada tahun ini. Jika PMN tidak diberikan, maka kredit Bank Mandiri pada 2020 hanya Rp1.352 triliun.
Dengan begitu, total aset Bank Mandiri pun bisa mencapai Rp1.516 triliun pada 2020 atau meningkat Rp164 triliun.
“PMN akan memberikan ruang ekspansi kredit yang lebih besar hingga Rp164 triliun pada 2020 di mana tambahan beki debet kredit tersebut akan berdampak positif terhadap pertumbuhan perekonomian nasional,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin dalam materi pembahasan PMN RAPBNP TA 2015 di gedung DPR RI, Jakarta, Senin (19/1).
Budi menilai, dengan adanya PMN turut berdampak positif terhadap kemampuan penyaluran kredit perusahaan, yakni sebesar Rp74 triliun pada 2015. Namun, jika tidak dilakukan penambahan PMN, maka CAR Bank Mandiri sekitar 16,22% pada 2019. Angka ini di bawah ketentuan BASEL III yang sebesar 17,50%.
“PMN akan digunakan untuk penguatan struktur permodalan dalam rangka ekspansi kredit dan pemenuhan CAR requirement Base III, serta mendukung aspirasi Bank Mandiri menjadi regional sejalan dengan implementasi MEA ASEAN,” paparnya.
Melalui penambahan PMN diperkirakan akan turut mendongkrak laba setelah pajak Bank Mandiri pada 2020 mencapai Rp51,7 triliun, dengan NIM sekitar 6,64% dan CAR 17,50%. Tanpa PMN, laba dapat dibukukan sebesar Rp47,2 triliun dengan NIM 6,62% dan CAR 16,31%.
Pada akhir tahun ini, kredit Bank Mandiri diproyeksikan sebesar Rp635 triliun jika PMN dapat direalisasikan. Alhasil, laba perusahaan dapat dibukukan sekitar Rp21,2 triliun dengan NIM 6,16% dan CAR 16,63%.
Apabila penambahan suntikan modal tidak direalisasikan pada tahun ini, maka kredit hanya Rp561 triliun dengan NIM 6,15% dan CAR 16,85%.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka
















