Jakarta, Aktual.com – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo enggan berpolemik terlalu jauh dengan keinginan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu untuk punya badan intelijen sendiri di kementeriannya.
Secara diplomatis Gatot mengatakan jika memang pemerintah merealisasikan keinginan Ryamizard, tentunya sudah dipikirkan masak-masak agar tidak terjadi tumpang tindih dengan badan intelijen lain yang sudah berdiri.
Istilah Gatot, tentu pemerintah sudah punya struktur serta tugas pokok dan fungsi yang jelas jika lembaga baru muncul. “Enggak akan ada tumpang tindihnya lah. Pasti sudah ada strukturnya sendiri,” kata dia, di Jakarta, Minggu (12/6).
Namun saat ditanya pendapatnya apakah kondisi saat ini sudah mendesak untuk kebutuhan akan adanya lembaga intelijen baru, sang Jenderal enggan menjawab. “Saya tidak berkomentar untuk mendesak atau tidak pembentukannya itu,” dalih dia.
Diketahui, Menhan Ryamizard Ryacudu ingin kementeriannya punya badan intelijen sendiri. Saat ditanya kemungkinan ada tumpang tindih kewenangan, dia menjawab, cuma di Indonesia yang Kemenhan-nya tidak punya badan intelijen sendiri. “Coba cari di dunia Kemenhan yang nggak ada intelijen cuma kita,” kata dia.
Dalam argumennya, Ryamizard mengatakan kehadiran badan intelijen di kementeriannya penting untuk antisipasi teror. Yakni sebagai pemasok informasi tentang pertahanan negara. “Bagaimana tahu ancaman kalau intelijen enggak ada. Untung saya ngerti, lain-lain juga ngerti. Setiap ada masalah semua meresponsnya,” kata dia.
Dia menjumput contoh penangkapan tiga terduga teroris di Surabaya. “Kita lihat dari situ, ancaman apa. Kemenhan harus ngerti. Makanya intelijen sangat penting,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara