Proses pemulangan WNI anak buah kapal Diamond Princess dari pelabuhan Yokohama, Jepang, Minggu (1/3/2020). (KBRI Tokyo)
Proses pemulangan WNI anak buah kapal Diamond Princess dari pelabuhan Yokohama, Jepang, Minggu (1/3/2020). (KBRI Tokyo)

Jakarta, Aktual.com – Sektor Angkutan laut mengalami perlambatan ditengah situasi pandemi saat ini. Penurunan kinerja itu terjadi pada angkutan penumpang laut.

Hal itu disampaikan oleh Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, R Agus Hartono dalam diskusi Forwahub, Selasa (15/9).

Dirjen Agus merinci, penurunan jumlah penumpang kapal laut itu terjadi lantaran sejumlah daerah masih menutup akses pelabuhan, akibat dari pandemi Corona.

“Sektor angkutan laut bukan tumbuh, tapi berjalan normal. Ada penurunan domestik impor sekitar 10 persen, tapi masih kita syukuri itu. Di sektor lain lebih jelek,” ujar Dirjen Agus.

Kemenhub, kata Dirjen Agus, terus berupaya untuk mendorong pertumbuhan sektor angkutan logistik guna mendongkrak kinerja angkutan laut. Berbagai kemudahan pun disiapkan, guna mengakselerasi sektor tersebut.

“Kami menekankan supaya bisa ditengah situasi ini bisa memberikan kemudahan-kemudahan. Ada kendala awal, beberapa kepala daerah menutup pelabuhannya karena takut dengan Corona,” tuturnya.

Kemenhub, lanjut Dirjen Agus, terus menjalankan program-program yang ada, seperti tol laut dan kapal perintis. Disisi lain, Kemenhub juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, untuk mengoptimalkan angkutan balik kapal-kapal tol laut.

“Kita terus jalankan tol laut, kapal ternak dan lain-lain. Kita lakukan penugasan dan ini terus berjalan. Kita juga meneruskan pelabuhan-pelabuhan yang memang harus dibangun. Kami harapkan agar destinasi-destinasi kapal itu bisa melakukan bongkar muat dengan sebaik-baiknya. Saya minta betul agar campaign tetap positif,” tuturnya.

Optimalisasi Tol Laut

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Antoni Arif Priadi mengatakan, ditengah situasi pandemi Corona saat ini, anggaran yang diberikan untuk menjalankan tol laut nyaris saja dipotong. Adapun anggaran untuk operasional tol laut jumlahnya sekitar Rp 400 miliar.

“Ada pengurangan anggaran awalnya karena pandemi, tapi sekarang sudah dikembalikan. Anggaran sekarang tetap, kurang lebih sekitar Rp 400 miliar untuk 26 rute,” ungkap Antoni.

Antoni menjelaskan hingga kini penyerapan anggaran tol laut sudah menyentuh angka 40%, menurutnya capaian ini sudah sesuai dengan rencana.

“Penyerapan tol laut sudah di angka 40 persen masih sesuai rencana. Tol laut melayani wilayah 3 TP (terluar, terdepan, tertinggal, dan perbatasan), nanti akan akhir tahun dievaluasi,” ungkap Antoni.

Antoni menjelaskan, saat ini tol laut mulai fokus untuk mempromosikan perdagangan di wilayah 3 TP. Pasalnya, menurut Antoni, tol laut sudah mulai memberikan keuntungan.

“Selama itu sudah menguntungkan, fokusnya tol laut adalah promote the trade, itu yang dilakukan sekarang. 3 TP itu kan pasti nggak ada perdagangan,” pungkasnya.

(Sigit Nugroho)