Foto pembangunan kanal Danau Limboto sepanjang dua km ke arah sungai Bulango, di Kabupaten Gorontalo, Jumat (13/5). Proyek revitalisasi Danau Limboto dari Balai Wilayah Sungai Sulawesi II tersebut, meliputi pengerukan sedimentasi danau, pembangunan pintu air serta pembangunan tanggul di pinggir danau untuk pencegahan banjir. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/aww/16.

Gorontalo, Aktual.com – Pemerintah Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo mencatat sekitar 99 hektare lahan pertanian di daerah itu, rusak akibat banjir pada akhir Oktober 2016.

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bone Bolango Fenny Monoarfa mengatakan, tanaman jagung merupakan areal lahan yang paling luas terkena dampak banjir, yakni 84,81 hektare.

“Terdiri dari empat lokasi akibat banjir itu, masing-masing Desa Tupa, Suka Damai dan Desa Kopi yang berada di Kecamatan Bulango Utara. Sementara Desa Lomaya berada di Kecamatan Bulango Ulu,” ujar dia di Gorontalo, Kamis (17/11).

Kemudian urutan kedua ada tanaman Terong yang kerusakannya mencapai 6,20 hektare. Masing-masing berada di tiga lokasi, yakni Desa Suka Damai, Tupa dan Lomaya.

Sementara tanaman cabe berada di urutan ketiga dengan total kerusakan berkisar 5,45 hektare. Lokasi di dua desa, yakni Tupa dan Lomaya.

Sementara untuk penanganan kerusakan lahan pertanian, Pemkab Bone Bolango tidak menyediakannya anggarannya, karena ada Balai Perlindungan Tanaman Pangan Holtikultura Gorontalo yang memiliki kewajiban untuk melakukan intervensi bantuan ke kalangan petani.

“Jadi anggaran itu langsung dari Provinsi dan Pemerintah Pusat, yang sifatnya cadangan benih nasional. Memang programnya untuk menanggulangi kejadian seperti pascabencana.”

Prosedur penanganan bencana di sektor pertanian yang dijelaskan Fenny, dan itu menjadi pembeda pada SKPD lain seperti Dinas Sosial yang sifatnya mmiliki anggaran untuk hal seperti itu.

Tambahnya, penyaluran bantuan itu juga masih membutuhkan proses selama dua minggu, setelah tim melakukan pemantauan langsung di lapangan. “Yang akan diintervensi hanyalah luas tanaman yang sudah tidak bisa tumbuh lagi.”

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Wisnu