Yogyakarta, Aktual.com – Gelombang tinggi pantai selatan Jawa terutama di garis pesisir Yogyakarta memporak-porandakan sejumlah kios di bibir pantai Gunungkidul, Bantul dan Kulonprogo, DI Yogyakarta, Rabu (8/6).
“Tinggi gelombang masih mencapai 4 meter dan Gunungkidul gelombangnya paling tinggi dibanding pesisir selatan sebelah barat,” ungkap Joko Budiono, Koordinator Stasiun Klimatologi BMKG DIY, Rabu (8/6).
Informasi yang dihimpun, hingga siang tadi terpantau puluhan gazebo di pesisir Gunungkidul di antaranya Pantai Drini, Sundak, Somandeng, Pulang Sawal, Sadranan dan Ngandong rusak parah, bahkan ada yang hanyut terseret ombak.
Tak hanya itu, lapak pedagang, rumah makan dan fasilitas umum pantai serta pos SAR di pantai Pok Tunggal tidak luput dari kerusakan.
Sementara itu, di pesisir Bantul salah satunya pantai Depok, luapan air laut terpantau melebihi bibir pantai menggenangi area parkiran, rumah makan juga sejumlah bangunan.
Joko Budiyono menegaskan, berdasar Significant Wave Height and Direction BMKG, gelombang tinggi yang terjadi masih berpotensi terulang sampai satu minggu kedepan.
Tingginya gelombang air laut lantaran disebabkan kecepatan angin timuran dari arah Australia yang menguat karena perbedaan tekanan udara yang signifikan dengan kecepatan angin rata-rata 10 hingga 20 knot.
Di sekitar wilayah Australia terdapat daerah-daerah dengan tekanan udara yang cukup tinggi, sedangkan di atasnya di Samudera Hindia sebelah barat daya Sumatera terdapat daerah-daerah dengan tekanan udara rendah.
“Karena angin ini sifatnya dinamis. Jadi tidak hanya pagi atau siang saja, tergantung kecepatan anginnya,” kata Joko.
Gelombang tinggi, lanjut Joko, bisa terjadi kapan saja tergantung kecepatan angin di daerah tersebut. Ketika kecepatan angin menguat, dampaknya akan meningkatkan tinggi gelombang air laut.
Artikel ini ditulis oleh:
Nelson Nafis