Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan angin puting beliung atau langkisau masih berpotensi terjadi akibat pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb).

Sebelum angin puting beliung yang disertai hujan lebat itu terjadi, kondisi cuaca pada pagi hari hingga menjelang siang terlihat cerah dan terasa panas.

Selanjutnya pada siang hingga menjelang sore hari terlihat adanya pertumbuhan awan Cb yang tinggi menjulang, berbentuk seperti bunga kol, dan berwarna gelap.

“Angin puting beliung biasanya berputar dengan kecepatan lebih dari 35 knot atau 65 kilometer per jam, kejadiannya relatif singkat berkisar 5-20 menit, dan cakupan areanya tidak terlalu luas atau berkisar 1-10 kilometer. Angin puting beliung ini bisa merobohkan pohon dan sebagainya,” katanya. (ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka