Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri, saat membuka Sekolah Partai Calon Kepala Daerah di bekas Kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (28/6/2015). Melalui sekolah partai ini, para calon kepala daerah dan wakil kepala daerah akan dibekali pengetahuan untuk memenangkan pemilkada. Mereka dibekali ilmu dari mulai cara berkomunikasi, cara berkampanye, hingga politik anggaran.

Jakarta, Aktual.com — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sebagai partai pendukung pemerintah saat ini diyakini tidak akan memberikan gelar pahlawan nasional kepada Presiden Indonesia Ke-2 Soeharto. Peneliti Pusat Studi Kebijakan Publik (PSKP) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menulai usulan Partai Golkar itu akan membuka luka lama PDI-P yang paling banyak ditindas di era Soeharto.

“Dendam lama sejarah penindasan inilah yang membuat PDIP akan berat hati memberikan dukungan gelar pahlawan buat Pak Harto,” ujarnya.

Menurutnya luka lama penindasan itu masih membekas, khususnya bagi Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

“Usulan Soeharto diberikan gelar pahlawan itu semakin sulit. Luka lama itu masih membekas di kader-kader PDIP,” ujarnya.

Seperti diketahui dalam kesimpulan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar di Nusadua Bali pekan lalu salah satu kesepakatan yang dihasilkan adalah meminta Ketua Umum terpilih untuk memperjuangkan pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto.

Artikel ini ditulis oleh: