Karangasem, Aktual.com – Sudah sepuluh hari Gunung Agung berstatus awas. Sejak ditetapkan pada Jumat malam, 22 September 2017 pukul 20.30 WITA, ratusan ribu warga mengungsi.
Mereka masih di pos pengungsian hingga kini. Sontak, desa-desa di bawah kaki Gunung Agung bak kota mati. Logistik pun semakin sulit didapat. Tak ada aktivitas warga seperti biasanya.
“Sejak ditetapkan awas beberapa waktu lalu sudah sepi penduduk. Jadi seperti kota mati,” kata Kapolres Karangasem, Ajun Komisaris Besar I Wayan Gede Ardana, Senin (2/10).
Tak pelak, agar operasional Polres Karangasem tak terganggu dengan minimnya logistik, Ardana memerintahkan dibuka dapur umum. Mengambil tempat di Aula Wira Satya Mapolres Karangasem, dapur umum itu mulai beroperasi sejak pukul 07.00 WITA.
Polwan bertugas membuat menu masakan di dapur yang akan didistribusikan kepada seluruh personel yang bertugas. Dengan begitu, misi kemanusiaan bencana Gunung Agung tak terganggu sama sekali.
“Personel kami bertugas dalam misi kemanusiaan bencana Gunung Agung. Jadi tetap perlu asupan gizi yang cukup agar mereka tetap bisa maksimal membantu masyarakat Karangasem,” ungkap dia.
Laporan: Bobby Andalan
.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby