Jakarta, Aktual.co — Beberapa waktu yang lalu rekan kami, Redaktur Aktual.co mengalami kecelakaan lalu lintas. Sahabat kami tersebut menderita cedera serius dan luka di bagian dalam tubuh. Namun, tahukah Anda dampak dari benturan tersebut pada tubuh Anda?
Untuk diketahui, kecelakaan lalu lintas meningkat setiap harinya, entah itu kecelakaan bermotor atau pun mobil. Setiap kecelakaan pasti mengalami benturan-benturan keras terhadap beberapa bagian tubuh.
Pada kecelakaan lalu lintas atau trauma fisik lainnya, benturan yang relatif keras pada kepala dan bisa menimbulkan berbagai gangguan seperti retak dan patah tulang tengkorak, pendarahan dalam tengkorak, dan tidak jarang berbuntut pada koma serta efek benturan kepala yang lebih ringan yang dapat menimbulkan benjolan (hematoma). Benturan kepala juga sering terjadi gegar otak (commotion serebri).
Untuk memastikan, bisa dilihat dari gejalanya. Jika terjadi gegar otak, biasanya gejala yang muncul adalah pusing, kesadaran menurun, muntah berkali-kali, hingga pingsan. Jika terjadi gejala ini sebaiknya segera dibawa ke dokter untuk memastikan gegar otak atau tidak. Pastikan juga derajat gegar otak yang dialami.
Jika gegar otak ringan biasanya dalam beberapa hari bisa kembali normal. Gegar otak ringan tidak sampai menyebabkan terjadinya pendarahan di dalam jaringan otak. Memang ada gangguan memori, tapi bersifat sementara. Beberapa hari biasanya akan kembali normal.
Selain itu juga ada pendarahan epidural (atau disingkat dengan EDH) adalah perdarahan yang terjadi di antara selaput pembungkus otak (duramater) dan tulang kepala. Perdarahan ini terjadi akibat retaknya tulang kepala pada trauma kepala yang selanjutnya retakan tulang itu akan menjadi sumber perdarahan atau dapat pula mencederai pembuluh darah yang berada di selaput pembungkus otak tersebut.
Darah kemudian akan berkumpul dan bertambah banyak baik secara perlahan-lahan atau dalam tempo yang singkat. Pada awalnya dimana jumlah darah masih sangat sedikit, mungkin penderita tidak merasakan suatu keluhan yang berat atau berarti sehingga sering diabaikan. namun bila jumlah perdarahannya sudah cukup banyak maka dampaknya sangat berat hingga kematian.
Selain otak, area tubuh lainnya seperti dada juga bisa terkena benturan saat kecelakaan. Nyeri pada benturan dada ini baik disertai atau tanpa adanya patah pada tulang iga akan berlangsung agak lama, sering lebih lama dari cedera pada tempat lain. Hal ini sering terjadi karena tulang dada lebih bersifat lentur karena tulangnya pipih dan selalu bergerak kembang dan kuncup sesuai irama nafas.
Umumnya nyeri berdasarkan pengalaman dari penderita yang selama ini di tangani mengalami nyeri sampai 3 minggu atau 1 bulan setelah mengalami kecelakaan. Namun, jika tulang dada yang mengalami kecelakaan itu mengalami patah maka nyeri akan semakin lama dirasakan sesuai dengan usia penderita. Dimana semakin muda usia penderita, maka semakin cepat terjadi penyembuhan patah pada tulang dan semakin cepat berkurang nyeri yang di rasa penderita.
Artikel ini ditulis oleh:

















