Jakarta, Aktual.co — Pembangunan infrastruktur sumber daya air kerap menghadapi beberapa permasalahan sosial yang mesti dituntaskan terlebih dahulu sebelum proyek tersebut dilanjutkan.

“Ada beberapa permasalahan seperti pembebasan lahan dan penyelesaian permasalahan sosial yang belum dapat dituntaskan,” kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mudjiadi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (11/3).

Mudjiadi mencontohkan persoalan yang ditemui seperti penggantian lahan kawasan hutan dalam pembangunan Bendungan Jatigede (Sumedang, Jawa Barat) dan penolakan pembangunan Bendung Batang Asai (Jambi) oleh masyarakat setempat.

Selain itu, ujar dia, dalam pelaksanaan pekerjaan, di lingkungan Ditjen SDA ada beberapa kendala dan permasalahan khususnya dalam beberapa hal, seperti proses izin kontrak tahun jamak, yaitu kesiapan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) atau Balai Wilayah Sungai (BWS) dalam penyiapan data dukung yang kurang lengkap sehingga menghambat proses di Kementerian Keuangan.

Secara keseluruhan, ia mengungkapkan bahwa perkembangan kemajuan fisik dan keuangan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat periode 2008-2014 untuk fisik mencapai 95,15 persen dan keuangan 93,68 persen.

Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra), lanjutnya, capaian Ditjen SDA untuk ketahanan pangan kegiatan irigasi dan rawa antara lain adalah dapat memproduksi beras secara nasional sebanyak surplus 6,5 juta ton.

“Sedangkan untuk peningkatan layanan air baku target pembangunan yang sesuai dengan RPJMN adalah 43,40 meter kubik per detik dan rehabilitasi RPJMN 12,30 meter kubik per detik,” kata Dirjen Sumber Daya Air.

Sementara untuk program percepatan tahun 2015 adalah pelaksanaan pembangunan irigasi dan rawa yang semula dalam APBN adalah 120.548 hektare karena ada APBN Perubahan menjadi 181.282 hektare.

Terkait dengan APBN Perubahan 2015, terdapat pula peningkatan layanan air baku dengan melaksanakan pembangunan 7,39 meter kubik per detik menjadi 8,65 meter kubik per detik.

“Progres pelaksanaan 2015 adalah rencana kontrak untuk program APBN yang sedang proses lelang sebanyak 2.545 paket dan diharapkan akan kontrak pada akhir Maret, dan yang belum terlaksana lelangnya adalah 1.707 paket yang direncanakan pada akhir April,” papar Mudjiadi.

Artikel ini ditulis oleh: