Jakarta, Aktual.co —Meski mendapat tudingan serius dari Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana terkait dugaan percobaan suap, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah tak berminat tempuh jalur hukum.
“Ngga apa-apa saya ngga punya ahli hukum. Biarin aja saya maklum, aku ora opo-opo,” kata Saefullah di Balai Kota, Rabu (4/3).
Saefullah sendiri mengaku bingung kenapa Lulung menuduh dia. Meski tidak membantah pernah mendatangi rumah Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi, namun mantan Wali Kota Jakarta Pusat itu  memastikan dirinya hanya memenuhi undangan. Dan bukan saat subuh-subuh, seperti yang dituduhkan Lulung. “Ya kita diundang makan siang. Subuh-subuh mah pengajian namanya setelah sholat subuh,” ucap dia. Saat disebutkan bahwa dewan punya bukti kuat mengenai upaya suap yang dilakukannya, Saefullah juga hanya menanggapi santai. “Ya dikeluarin aja buktinya apa. Kalau cuman print-printan dari program masa itu bukti? Semua juga yang minta kita print kita kasih,” ucap dia.
Diberitakan sebelumnya, Lulung menuding Sekda DKI Saefullah sebagai orang Pemprov DKI yang jadi ‘aktor’ percobaan suap ke DPRD DKI sebesar Rp12,7 triliun.
Kata Lulung, di suatu hari, Saefullah pernah subuh-subuh sambangi rumah Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi. ‘Serangan fajar’ dilakukan agar dewan meloloskan anggaran yang dibuat Pemprov DKI di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2015.
“‎Datanglah Sekda (Saefullah) ke rumahnya Prasetio. Kasihlah sebundel anggaran sebesar Rp12,7 triliun. Kata ketua (Prasetyo) “Untuk apa?”, kata Sekda (Saefullah) ‘Ini ada tanah, ada ini, ada ini, untuk DPRD,” tutur Lulung, di DPRD DKI, Selasa (3/3) kemarin.
Namun, ujar Lulung, program-program yang diminta Saefullah agar diloloskan, saat rapat keesokan harinya yang dipimpin Pras, ternyata ditolak dewan. Salah satu penyebabnya karena khawatir akan timbul masalah di kemudian hari. “Semua nolak,” ‎ujar Lulung.
‎Kasus ini, sambung Lulung, juga sudah disampaikan ke Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo.

Artikel ini ditulis oleh: