Maka Igun pun menantang Grab untuk membuktikan tudingannya itu. Termasuk juga tudingan bahwa para peserta demo bukan pengemudi aktif.

“Kami siap membuktikan bahwa kami pengemudi online aktif dan masih membawa penumpang melalui order aplikasi Grab,” tandas dia.

Sebelumnya, Ridzki mengeluarkan pernyataan bahwa para pelaku aksi demonstrasi kepada Grab adalah para mitra pengemudi Grab yang curang serta tidak aktif mencari pengemudi.

Selain itu dia juga menuding ada motif lain berupa mencari perhatian politik lantaran diterima oleh anggota DPR yang menuntut kenaikan tarif.

Sebaliknya Igun menegaskan aksi demonstrasi mitra driver Grab di Kantor Grab, Kuningan, Jakarta, pada bulan Sepetember 2018 hanya menyampaikan aspirasi mitra pengemudi yang di antranya meminta hak untuk membagi pendapatan sesuai prinsip keadilan.

”Karena Grab hanya mengambil 20 persen dari setiap transaksi kami (mitra driver), bisnis Grab berkembang besar karena mitra pengemudinya,” klaim dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara