Jakarta, Aktual.co  — Indonesia Corruption Watch (ICW) mencium adanya pemahalan harga (markup) dari penetapan harga gas elpiji 12 kilogram sebesar Rp20.600 per tabung. Potensi pemahalan harga elpiji 12Kg mencapai Rp128,8 miliar. Menanggapi hal tersebut, Pertamina membantah jika harga yang ditetapkan terbilang mahal.

“Asumsi dan parameter yang digunakan ICW dan Pertamina Berbeda. Namun kami pastikan harga LPG Pertamina masih termurah dibanding pesaing dan dibanding di negara-negara di luar negeri,” ujar Direktur Marketing and Trading Pertamina Ahmad Bambang kepada Aktual.co melalui pesan singkatnya, Kamis (8/1).

Lebih lanjut dikatakan, Parameter pertama yang digunakan saja sudah tidak sama. Rata-rata contract price (CP) Aramco Desember adalah USD561,6. Pada 2 Januari 2015 memang harganya turun, namun tidak mencapai USD460.

“Namun yang digunakan adalah rata-rata CPA bulan Desember 2014 dengan mempertimbangkan trend Januari. Hal itu dipengaruhi, Pertama harga CP Aramco tidak tetap, melainkan berubah tiap hari. Kedua, Stock pertamina mencapai 20-an hari, sehingga secara akuntansi harus dihitung averagenya. Ketiga, CPA hari ini, tidak bisa langsung dijual  untuk hari ini juga, melalui proses yang panjang,” jelasnya.

Menurutnya, harga elpiji 12 kg yang dipakai pada bulan Januari adalah rerata dari CPA bulan Desember dan Januari.

“Soal BBM juga begitu, hampir sama. Kalau Pertamina ngawur, lihat saja di harga Pertamax, kenapa tidak pernah selisih banyak dengan Shell, Total atau bahkan Petronas. Jujur saja, di negara manapun kualitas dan harga BBM antar pesaing, relatif sama. Penentuan pemenang melihat lokasi, pelayanan, brand dan lain-lain,” pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Koordinator Divisi Monitoring dan Analisis Anggaran ICW Firdaus Ilyas, menuturkan beberapa kejanggalan yang mereka temukan terkait penetapan harga BBM dan gas. Untuk perkiraan harga keekonomian gas elpiji 12 kilogram misalnya, dimana bulan Januari 2015 adalah Rp9.508 /kg. Namun justru Pertamina menyesuaikan harga elpiji 12 kg per 2 Januari 2015 sebesar Rp11.225 per kg atau Rp134.700 per tabung.

“Terjadi potensi pemahalan harga LPG tabung 12 kg sebesar Rp 1.717/kg atau Rp 20.600 per tabung,” ujar dia.

ICW dalam perhitungan elpiji 12 Kg berdasarkan realisasi CP Aramco tahun 2014 dengan rerata untuk propane adalah USD791/MT dan Butane USD810/MT. Sehingga rerata untuk elpiji adalah USD800,6/MT.

Dalam perhitungan ICW, elpiji merupakan komposisi 50% propane dan 50% butane. Harga patokan elpiji dihitung berdasarkan patokan dengan rumus, CPA+USD68,64/MT+1,88%CPA+Rp1.750/Kg. Sedangkan subsidi elpiji per kg dihitung berdasar (harga jual eceran elpiji-PPN-Margin Agen) – Harga Patokan.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka