Jakarta, Aktual.co — PT Pertamina (Persero) melalui unit usahanya, Integrated Supply Chain (ISC) dikabarkan kembali melakukan tender pengadaan minyak mentah atau Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk yang kedua kalinya sejak fungsi pengadaan dilimpahkan dari anak usaha Pertamina, yakni Petral kepada ISC.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Aktual.co, proses tender telah dimulai sejak Februari 2015 lalu. Bahkan masa penawaran pun telah ditutup sejak 26 Februari 2015. Meski begitu, hingga saat ini masih belum ada keterbukaan informasi terkait proses tender dari Pertamina kepada publik. Bahkan sejumlah kalangan juga telah menyayangkan ketidakterbukaan tersebut, lantaran hal itu dinilai tidak sesuai dengan rekomendasi Tim Reformasi Tata kelola Migas (RTKM) terkait transparansi pengadaan minyak.

Menanggapi hal itu, VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan bahwa apa yang dilakukan pihaknya dalam hal pengadaan dan proses tender telah sesuai dengan apa yang direkomedasikan Tim RTKM yang dipimpin oleh Faisal Basri itu. Ia justru menegaskan bahwa rekomendasi Tim RTKM tidak mengharuskan ISC terbuka disetiap kegiatannya.

“Jadi begini, yang disahkan oleh tim reformasi tata kelola migas itu tidak ada bahwa pemenang ini harus dipublikasikan, kemudian tender juga harus dipublikasikan, mengundang tender secara terbuka harus dipublikasikan,” kata Wianda di Jakarta, Senin (23/3).

Ia menjelaskan, apa yang dilakukan oleh pihaknya sudah berdasarkan aspek Good Corporate Government (GCG) dimana para peserta tender adalah pihak-pihak yang telah sesuai dengan kualifikasi yang diterapkan.

“Nah yang kita lakukan adalah aspek-aspek dimana para peserta tender ini yang diundang memang sudah memenuhi kualifikasi dari yang selama ini diterapkan. Diantaranya, dia juga harus mempunyai permodalan tidak kurang dari USD500 Juta. Nah itu sudah kita lakukan,” jelasnya.

Ia menerangkan, untuk pengiriman undangan tender Pertamina melakukannya secara by phone dan Fax, sehingga Pertamina tidak dapat mengetahui siapakah pihak dari semua penawaran yang masuk.

“Nah ini semua masuk ke Pertamina tanpa kita tahu nama-nama perusahaannya. Jadi dari tender yang masuk itu biasanya kita pilih kesesuaian bahan baku yang kami butuhkan, dan juga jenis produk yang kami butuhkan, dari situ dulu. Dari segi volume, dan dari segi lainnya, nah baru dari situ masuk berurutan kemudian mana nanti yang bisa menjadi kandidat pemenang tender,” terang Wianda.

“Nah dari semua ini, baru terbuka setelah kita memiliki pemenangnya, dari sisi produk quality yang paling kompeten, dari sisi volume dan dari sisi harganya. Baru setelah itu kami tahu itu perusahaan apa,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh: