Jakarta, Aktual.com – Seorang calon anggota kelompok garis keras ISIS yang direkrut dari California, Senin (Selasa WIB), divonis hukuman penjara selama 30 tahun atas upayanya bergabung dengan kelompok tersebut, di Suriah dan melakukan penipuan terhadap bank untuk membayar tiket penerbangan menuju ke sana, demikian pernyataan jaksa federal.
Nader Elhuzayel (25) dinyatakan bersalah oleh juri di Pengadilan Distrik Santa Ana, California, Amerika Serikat, pada Juni terkait konspirasi dan upayanya menyedikan dukungan materi kepada organisasi teroris dan 26 rekening bank untuk penipuan.
Dia menjadi orang pertama yang disidangkan, dinyatakan bersalah, dan divonis hukuman di pengadilan federal, demikian pernyataan kantor Kejaksaan AS di Los Angeles.
Lebih dari 70 orang di AS dituduh berupaya melakukan perjalanan ke luar negeri untuk bisa menjadi serdadu ISIS, sebagian besar kasus terdapat pengakuan bersalah.
Elhuzayel yang merupakan penduduk asli dan kelahiran AS bekerja serabutan setelah menamatkan pendidikan SMA, mengambil kursus bidang penagihan medis dan masuk perguruan tinggi untuk beberapa semester, demikian menurut memorandum pratuntutan.
Elhuzayel ditangkap pada 21 Mei 2015 saat hendak menumpang pesawat Turkish Airlines dari Bandar Udara Internasional Los Angeles menuju Turki.
Dari Turki dia merencanakan perjalanan menuju perbatasan Suriah, demikian jaksa federal mengatakan.
Di dalam tasnya ditemukan drive komputer yang berisi foto-foto grafis pemenggalan kepala ISIS, dan daftar nama dan alamat pegawai Departemen Pertahanan AS yang dihimpun oleh kelompok ekstremis tersebut, demikian bukti yang dihadirkan di persidangan.
Beberapa pekan sebelumnya, jaksa menyatakan bahwa Elhuzayel memposting pesan di Twitter atas dukungan profesional atas peristiwa Texas pada 2015 saat dua pria bersenjata menyerang pameran karikatur Nabi Muhammad SAW dan tertembak mati oleh polisi.
Elhuzayel juga tampil di video yang menyatakan kesetiaannya kepada pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi dan menyatakan bergabung sebagai pejuang kelompok militan tersebut yang telah menyita lahan di Irak dan Suriah serta menyatakan bertanggung jawab atas sejumlah serangan terjadap warga sipil di Eropa.
Kejaksaan menyatakan bahwa Elhuzayel bersama terdakwa lain Muhamad Badawi berulang kali menggunakan media sosial untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap ISIS, termasuk mengeksekusi pria gay.
Salah satu pesan di Twitter yang diposting Elhuzayel menyatakan bahwa “Sesuatu lebih indah daripada hujan hanyalah homoseksual terlempar dari gedung tinggi.” Badawi terbukti bergabung dengan Elhuzayel dalam konspirasi mendukung terorisme, menyokong, dan bersekongkol dalam mengupayakan penyediaan tiket satu kali penerbangan dan satu rekening palsu bantuan keuangan terkait dengan rencana tersebut.
Dia dijadwalkan divonis pada 17 Oktober dan menghadapi ancaman hukuman selama 15 tahun terkait dengan penyediaan dukungan terhadap terorisme.
(Ant)
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby