Jakarta, Aktual.com — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta ditutup menguat enam poin menjadi Rp13.310 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.321 per dolar AS.
“Mata uang rupiah masih bertahan di area positif di pasar valas domestik menyusul sentimen negatif terkait gagal bayar surat utang yang cenderung mulai mereda,” kata Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta, Selasa (7/7).
Ia menambahkan bahwa harapan positif dari dalam negeri mengenai data perekonomian Indonesia kuartal kedua 2015 yang sedianya akan dirilis pada pertengahan Juli ini yang lebih baik dari kuartal sebelumnya menjadi salah satu penopang mata uang rupiah.
Kendati demikian, menurut dia, penguatan rupiah masih terbatas menyusul masih adanya sentimen dari Amerika Serikat mengenai kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (the Fed).
“Sentimen the Fed masih akan terus membayangi rupiah selama belum ada kepastian kenaikan ‘Fed fund rate’,” katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa tekanan jual cenderung mulai mereda di pasar valas domestik, itu menunjukan dampak gagal bayar surat utang Yunani relatif tidak terlalu buruk terhadap Indonesia.
Namun, ia mengakui bahwa penguatan mata uang rupiah masih akan terbatas menyusul masih adanya sebagian pelaku pasar uang yang khawatir terhadap krisis utang Yunani.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (7/7) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.313 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.353 per dolar AS.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka