Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar Jakarta, Djan Faridz, berpidato saat Rapat Pimpinan Wilayah III PPP Jawa Timur di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/4). Rapimwil tersebut dihadiri pimpinan DPC PPP dan pengurus DPW PPP Jawa Timur. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/kye/16

Jakarta, Aktual.com – Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar Jakarta, Djan Faridz, telah secara resmi memutuskan dukungan pada Pilkada DKI 2017 nanti ke pasangan Ahok-Djarot yang sebelumnya telah diusung PDIP, Golkar, Hanura, Nasdem.

Atas sikap ini, Djan harus menanggung risiko ditinggal para loyalisnya. Tak cuma loyalis di Ibu Kota, juga para loyalis di daerah lain seperti Surakarta. Pasalnya, dukuangan ke Ahok ini, disebut para loyalis cuma untuk kepentingan pribadi dengan mengatasnamakan partai.

“Kami para pengurus DPC PPP di Eks Karesidenan Surakarta sangat menolak keputusan itu. Jika Djan Faridz tidak menganulir dukungan, kami akan membekukan diri,” tandas anggota MPP DPP PPP versi Muktamar Jakarta, Mudrick SM Sangidoe, di Solo, Sabtu (8/10).

Menurut Mudrick, sebagai partai besar berideologi Islam, semestinya para pimpinan partai mendukung calon yang memiliki pandangan yang sama untuk memajukan perjuangan Islam.

“Tapi yang dilakukan Djan Faridz (dengan mendukung Ahok) telah nyata-nyata menggadaikan Aqidah itu. Lantas apa yang ingin dicapai dari keputusan tersebut,” cetusnya lagi.

Dirinya yakin, langkah yang dilakukan Djan itu akan banyak menuai resistensi. Karena mayoritas kader PPP sendiri akan menolak keputusan tersebut. Apalagi saat ini salah satu kader utama PPP di Jakarta, Abraham Lunggana atau Lulung juga telah secara terang-terangan menolak keputusan Djan Faridz itu.

Menurut dia, langkah kader PPP di Solo akan segera diikuti oleh kader PPP seluruh Indonesia yang siap membelot untuk menentang dukungan Djan terhadap Ahok itu.

Keputusan menarik dukungan dari loyalis di Surakarta ini, kata dia, selain masalah keyakinan juga dukungan ke Ahok itu hanya sebagai manuver kepentingan pribadi Djan Faridz, namun mengatasnamakan partai.

“Keputusan tersebut dianggap telah melanggar prinsip dasar partai,” tandasnya lagi.

Ketua DPC PPP Wonogiri, Anding Sukiman menambahkan, pihaknya yang secara resmi telah menarik dukungan ini,bukan berarti menyatakan keluar dari partai. Untuk itu, pihaknya meminta ke DPW Jateng agar segera mengumpulkan pengurus di daerah pada Senin mendatang.

“Jadi, suara Jawa Tengah sudah bulat. Jika Djan Faridz tidak menarik kembali dukungan kepada Ahok maka kami akan bekukan kepengurusan,” ujar Anding.

Pernyataan para pengurus DPC se-Surakarta itu, dilakukan di rumah pribadi anggota MPP DPP PPP versi Muktamar Jakarta, Mudrick SM Sangidoe.

Dalam pertemuan itu, dihadiri para pengurus DPC PPP sejumlh daerah di Surakarta. Yang terlihat hadir seperti dari para pimpinan cabang PPP Kota Solo, Sragen, Wonogiri, Karanganyar, Sukoharjo, dan lain-lainnya.

Secara partai, PPP pimpinan Romy sendiri sudah menjatuhkan dukungan ke pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana. Pasangan ini memang didukung oleh Partai Demokrat, PKB, PAN, dan PPP sendiri.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan