Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat didampingi Dirut Bank DKI Kresno Sediarsi (kedua kiri) memperlihatkan kartu akses akses mesin terminal parkir elektronik (TPE) di Jalan Juanda, Jakarta Pusat, Senin (24/10). Sistem pembayaran parkir dengan mesin TPE, pembayaran dilakukan secara non tunai dengan kartu elektronik dari tujuh merek, masing-masing Tap Cash dari BNI; e-Money dari Bank Mandiri; Brizzi dari Bank BRI; Mega Cash dari Bank Mega; Flazz dari BCA; Jakcard dari Bank DKI; dan Dompetku Tap dari Indosat Ooredoo. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Wakil Gubernur DKI Jakarta yang juga Cawagub Djarot Saiful Hidayat, tidak mau mengambil cuti ketika kampanye putaran kedua Pilkada DKI 2017. Djarot beralasan, cuti tersebut akan mengganggu dirinya untuk melayani masyarakat.

“Ngapain kita harus cuti,” kata Djarot di Balai Kota Jakarta, Rabu (1/3).

Dajrot menjelaskan, banyak proyek-proyek yang harus segera dieksekusi, sehingga jika dirinya dan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) harus cuti, akan mengganggu jalannya proyek-proyek yang sedang dijalani oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

“Aalagi saat ini masih banyak proyek-proyek yang harus segera di eksekusi,” ucapnya.

Diungkapkan Djarot, jika dirinya dan Ahok harus cuti, maka jabatannya akan digantikan oleh pelaksana tugas (Plt). Menurutnya, kewenangan yang dimiliki seorang Plt gubernur terbatas.

“Perbedaan inilah yang membut kinerja Plt gubernur dan petahana pun berbeda kualitasnya,” katanya.

“Plt hanya sementara, tidak mempunyai kekuatan yang cukup untuk bisa menekan, karena kewenangan terbatas. Tapi kalau definitif kewenangannya jelas, sehingga untuk bisa menggenjot, meningkatkan kinerja itu memang idealnya definitif,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh: