PLN cabut subsidi 18.9 juta pelanggan listrik 900 VA. (ilustrasi/aktual.com)
PLN cabut subsidi 18.9 juta pelanggan listrik 900 VA. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Pemerintah belum bisa memastikan apakah golongan pelanggan listrik 450 VA tahun depan masih menerima subsidi seperti saat ini, ataukah harus dievaluasi dan dilakukan pencabutan subsidi.

Menurut keterangan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Andy Noorsaman Sommeng hal itu tergantung dari pembahasan APBN untuk tahun 2018 yang sedang ia tunggu.

Saat ini ujarnya pemerintah hanya berfokus mengimplementasikan pada pencabutan subsidi golongan tarif 900 VA, dan diarahkan agar lebih tepat sasaran.

“Nunggu pembahasan RAPBN belum ada pembicaraan. Bagaimana subsidi listrik tepat sasaran, yang berhak diberikan, yang enggak tidak usah diberikan,” katanya, ditulis Kamis (1/6).

Sebelumnya pada APBN tahun ini, pemerintah telah mengurangi aggaran dan mecabut subsidi listrik golongan 900 VA kepada 19 juta pelanggan. Dalam pembukuanya pada tahun 2016 alokasi subsidi listrik Rp65,15 triliun, setelah dipangkas untuk APBN 2017 menyisakan Rp44,98 triliun.

Namun Anggota Komisi VII DPR, Hari Purnomo mengatakan; jika pemerintah mengusulkan pencabutan subsidi pada golongan 450 VA, dengan tegas dia akan mengambil sikap menolak usulan itu.

Menurutnya pengguna listrik kapasitas 450 VA memang merupakan rakyat tidak mampu yang mesti disubsidi oleh negara atas dasar azas keadilan untuk memperoleh energi.

“Kalau itu benar akan dicabut, Kita nggak setuju. Kita menolak,” tegasnya.

Yang pasti untuk saat ini, tarif 900 VA dipastikan akan naik kembali pada bulan Juli nanti sebagai konsekuensi dari pencabutan subsidi. Kebijakan ini dilakukan secara bertahap yang terbagi dalam 4 periode.

Periode pertama telah dilakukan pada Januari 2017, kemudian disusul periode ke dua dan ke tiga pada Maret dan Mei. Selanjutnya periode ke empat yang merupaka periode terakhir akan dilakukan pada Juli mendatang, setelah itu skema tarif akan mengikuti adjustment.

Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Arbie Marwan