Jakarta, Aktual.co —Mengantisipasi kerusakan taman akibat genangan di musim hujan, keberadaan dan fungsi sumur resapan atau biopori di taman-taman di Jakarta bakal dievaluasi.
Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Nandar Sunandar mengatakan evaluasi dilakukan agar jangan sampai  sumur resapan dibuat di daerah dangkal. 
DKI juga akan mengembangkan ilmu-ilmu sumur resapan. Salah satunya, sumur resapan yang tidak terlihat di permukaan namun ada di dalam.
“Ada juga konsep lain yang nantinya dikembangkan. Ini sebagai upaya mencegah genangan, khususnya di taman-taman yang menjadi ruang terbuka hijau di Jakarta,” tuturnya, di Jakarta, Jumat (28/11).
Di Jakarta saat ini ada 2.523 ruang terbuka hijau yang terbagi dalam tiga kriteria.
Masing-masing 2.290 taman, 78 tempat pemakaman umum (TPU) dan 155 jalur hijau kota.
Ia tidak menginginkan ribuan taman yang tersebar di Jakarta tidak mampu mengantisipasi banjir. Karena tidak ada dan tidak berfungsinya sumur resapan.
“Yang sudah ada harus terus dipantau. Jangan sampai musim hujan menjadi musibah, kemudian karena tidak berfungsi baik maka pada saat kemarau juga menjadi musibah,” ucapnya.
Nandar menjelaskan, fungsi sumur resapan salah satunya menampung sampah organik agar terurai dan dimanfaatkan oleh organisme, seperti habitat cacing untuk menjaga kelangsungan hidup.
Sampah organik yang dibuang merupakan makanan bagi organisme di dalam tanah dan membuatnya menjadi kompos yang merupakan pupuk bagi tanaman sekitar.
Tidak itu saja, organisme dalam tanah mampu membuat sampah menjadi mineral-mineral yang kemudian dapat larut dan menghasilkan air tanah berkualitas karena mengandung mineral.
“Inilah pentingnya sumur resapan harus sering dipantau sehingga bisa terjaga keberlangsungan alaminya. Tidak hanya pemerintah, masyarakat juga harus berperan demi mewujudkan taman-taman Ibu Kota tetap indah,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: