Anggota DPR F Partai Gerindra H.R. Muhammad Syafi'i membacakan doa penutup sidang Paripurna penyerahan draf RAPBN 2017 kepada Ketua DPR Ade Komarudin, saat sidang paripurna DPR dengan agenda mendengar pidato presiden dalam rangka penyampaian keterangan pemerintah dan penyerahan draf RUU tentang APBN 2017 dan nota keuangan pemerintah di gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8). Dalam kesempatan tersebut Presiden Joko Widodo menyerahkan Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2017 beserta Nota Keuangan kepada Pimpinan DPR. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com-Ada yang menarik dari runutan sidang Paripurna dalam sidang tahunan di Parlemen siang tadi, Selasa (16/8), terlebih setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) selesai membacakan pidato nota keuangan tentang rancangan APBN 2017 dalam sidang paripurna bersama DPR RI.

Hal menarik itu terjadi ketika sesi pembacaan do’a yang dilantunkan anggota dewan dari fraksi Gerindra, Muhammad Syafi’i. Dalam do’anya, pria yang akrab disapa Romo itu memohon perbaikan terhadap kondisi bangsa. Demikian petikan doanya:

Hukum kami seperti mata pisau yang tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Sehingga mengusik rasa keadilan bagi bangsa ini Ya Rabbal ‘Alamin.

Wahai Allah memang wahai Allah memang semua penjara over capasity, tapi kami tidak melihat ada upaya untuk mengurangi kejahatan karena kejahatan seperti diorganisir, wahai Allah kami tahu pesan yang disampaikan nabi mu, bahwa kejahatan ini bisa hebat bukan karena penjahatnya tetapi belum adanya orang baik untuk bersatu atau belum dapat kesempatan di negeri ini untuk membuat kebijakan-kebijakan baik yang bisa menekan kejahatan-kejahatan itu.

Lihatlah kehidupan ekonomi kami. Bung Karno sangat khawatir bangsa kami akan menjadi kuli di bangsa kami sendiri. Tapi hari ini, sepertinya kami kehilangan kekuataan untuk menyetop itu bisa terjadi. Lihatlah Allah bumi kami yang kaya dikelola oleh bangsa lain dan kulinya adalah bangsa kami Ya Rabbal ‘Alamin.

Kehidupan sosial budaya, sepertinya kami kehilangan jatidiri bangsa ini. yang sama yang santun, yang saling percaya.

Kami juga belum tau bagaimana kekuataan pertahanan dan keamanan bangsa ini kalau suatu ketika ada kekuatan bangsa lain akan menyerang bangsa kita. Ya Rohman Ya Rahim kami masih percaya kepadamu, bahwa ketika kami masih mau menadahkan tangan kepadamu itu berarti kami masih mengakui engkau adalah Tuhan kami.

Engkau adalah Allah yang maha kuasa. Jauhkan kami ya Allah dari pemimpin yang khianat yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan harapan kosong. Yang kekuasaanya tidak untuk memajukan da melindungi rakyat ini. Tapi seakan-akan arogansi kekuasaan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat.

Dimana-mana rakyat digusur tanpa tau kemana mereka harus pergi. Dimana-mana rakyat kehilangan pekerjaan. Allah dinegari yang kaya ini rakyat outsourcing ya Allah. Tidak ada jaminan kehidupan mereka. Aparat seakan begitu antusias menakuti rakyat. Hari ini di Kota Medan, Sumatera Utara 5000 KK sengsara dengan perlakuan aparat negara.

Allah lindungilah rakyat ini. Mereka banyak tidak tahu apa-apa. Mereka percayakan kendali negara dan pemerintahan kepada pemerintah. Allah kalau ada mereka yang ingin bertaubat terimalah. Terimalah taubat mereka ya Allah. Tapi kalau mereka tidak mau bertaubat dengan kesalahan mereka gantikan mereka dengan pemimpin yang lebih baik di negeri ini ya Allah.

Usai doa peserta rapat langsung memberikan sambutan yang meriah. Tampak sejumlah anggota DPR menyanjung isi pidato tersebut. Sejumlah menteri juga tampak tersenyum usai pembacaan doa.

 

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang