Kudus, Aktual – Dokter kesehatan Polres Kudus, Jawa Tengah, mengambil sampel DNA keluarga korban kapal motor Mulya Sejati, yang tenggelam di perairan pantura Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Senin (21/11).
“Dari belasan korban kapal tenggelam, dua orang di antaranya merupakan warga Kudus dan keluarganya juga tinggal di Kudus,” kata Kapolres Kudus AKBP Andy Rifai di Kudus.
Pengambilan sampel DNA tersebut merupakan tugas yang diemban Polres Kudus, untuk membantu pengambilan sampel DNA dari keluarga korban di Kudus.
Dua korban yang merupakan kakak beradik bernama Budi Kurniawan 25 tahun dan Andre Yulianto 17 tahun merupakan warga Desa Jekulo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.
“Sampel DNA tersebut akan disandingkan dengan DNA korban guna memastikan ada tidaknya kecocokan.”
Sampel DNA tersebut, lanjut dia, segera dikirimkan ke Polda Jatim melalui Polda Jateng.
Sementara itu, Paur Kesehatan Polres Kudus Ipda Beny mengungkapkan, sampel DNA yang diambil merupakan sel epitel rongga mulut dari tiga orang keluarga.
Di antaranya, Tri Mulyono (ayah), Yuliati (ibu) serta Ari Subianto (anak). Nantinya, lanjut dia, sampel DNA keluarga korban di Kudus itu akan dikirim ke Dokkes Polda Jateng untuk ditindaklanjuti.
Tri Mulyono yang merupakan ayah Budi Kurniawan dan Andre yulianto mengakui, Senin (21/11) pagi memang ada petugas dari Polres Kudus yang mengambil sampel DNA.
“Selain saya dan istri, juga anak kedua.”
Juliani mengaku, sebelum kedua anaknya berangkat pada Jumat (18/11) sempat berpamitan melalui telepon, minta doa restu.
Informasi resmi bahwa KM Mulya Sejati yang dinaiki kedua anaknya itu tenggelam, kata dia, baru diterima Senin pagi dari pemerintah desa setempat, meskipun kabarnya kapal tenggelam akibat ditabrak Kapal MV Thaison IV terjadi pada 19 November 2016 sekitar pukul 04 00 WIB.
“Minggu (20/11) malam memang mendapatkan kabar bahwa kapal tempat kedua anaknya bekerja memang tenggelam akibat ditabrak kapal lain,” ujarnya.
Dia berharap, semoga kedua anaknya itu ditemukan dalam kondisi selamat, karena keduanya memang berniat membantu perekonomian keluarga.
“Andre Yulianto justru baru pertama kalinya bekerja sebagai anak buah kapal (ABK), sedangkan kakaknya Budi sudah sejak 2011 menjadi ABK kapal nelayan.”
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Wisnu