Jakarta, aktual.com – Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialisasi Penyakit Tropik Infeksi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr dr Lie Khie Chen, SpPD-KPTI menganjurkan kepada masyarakat untuk menggunakan antibiotik sesuai dengan dosis dan petunjuk penggunaan yang tepat. Hal ini bertujuan untuk mengurangi tingkat resistensi bakteri terhadap antibiotik.
“Penggunaan antibiotik secara berlebihan dan tidak sesuai indikasi sudah waktunya kita hentikan,” ujar Lie Khie Chen pada Webinar HUT RSCM ke-104 bertajuk “Waspada Bahaya Kuman Kebal Antibiotik” yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (10/11).
Menurutnya, kebiasaan mengonsumsi antibiotik tanpa mengikuti petunjuk dokter dapat menyebabkan beberapa jenis bakteri menjadi lebih resisten terhadap efek antibiotik. Hal ini dikarenakan bakteri cenderung terus mencari cara untuk beradaptasi dan bertahan hidup saat terpapar antibiotik.
Lie Khie Chen menjelaskan bahwa bakteri dapat melakukan berbagai adaptasi, seperti menghasilkan enzim yang menghambat kerja antibiotik, mengeluarkan kembali antibiotik yang sudah masuk ke dalam tubuh, dan mengubah lokasi kerja antibiotik dalam tubuhnya sehingga zat tersebut tidak dapat berfungsi.
Dokter tersebut juga mencatat bahwa penggunaan antibiotik secara berlebihan atau tidak sesuai dosis dan indikasi dapat membahayakan bakteri-bakteri yang berguna dalam tubuh manusia, yang dikenal sebagai mikroflora normal. Hal ini dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap serangan bakteri berbahaya.
“Penggunaan antibiotik bukan untuk indikasi infeksi menyebabkan semakin sering bakteri terpapar oleh antibiotik, sehingga bakteri-bakteri yang seharusnya menjadi pelindung kita… justru mati dan bakteri yang kebal terhadap obat ini dengan leluasa menggandakan diri,” ucap dokter RSCM tersebut.
Oleh sebab itu, ia menekankan urgensi untuk menerima diagnosis yang akurat sebelum menggunakan antibiotik karena setiap obat memiliki spesifikasinya dalam mengatasi jenis bakteri tertentu.
Tidak hanya itu, dokter yang merupakan alumnus Universitas Indonesia ini juga mencermati penggunaan antibiotik di sektor non-medis, seperti penggunaannya sebagai stimulan pertumbuhan di industri peternakan. Hal ini menjadi perhatian pemerintah untuk mengurangi penggunaan antibiotik di sektor tersebut.
“Jadi, jika antibiotik ini tidak perlu kita gunakan, jangan digunakan, karena itu akan merugikan dan berdampak pada kita,” kata dia.
Dalam periode sepuluh tahun terakhir, Dr. Lie Khie Chen menyampaikan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan tujuan untuk mengurangi resistensi bakteri terhadap antibiotik, mengingat perkiraan bahwa pada tahun 2050, sekitar 10 juta orang dapat meninggal akibat infeksi bakteri.
Sebagai respons terhadap hal ini, ia mengajak tenaga medis dan masyarakat umum untuk menyebarkan informasi mengenai penggunaan antibiotik yang tepat. Langkah ini diharapkan dapat mencegah terbentuknya resistensi bakteri terhadap antibiotik, sehingga antibiotik tetap menjadi alat penyembuhan yang efektif.
“Antibiotik adalah suatu aset bagi umat manusia untuk bisa membunuh bakteri dan ini harus kita lestarikan fungsinya sampai kapanpun. Kalau tidak, anak cucu kita nanti tidak akan bisa merasakan manfaat antibiotik,” ucap Lie Khie Chen.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain