Jakarta, Aktual.co —  Seorang dokter yang bekerja untuk Dokter Tanpa Perbatasan dan baru pulang ke New York setelah menjalankan tugas merawat korban Ebola di Afrika Barat, dinyatakan positif virus Ebola.
Wali Kota Bill de Blasio meyakinkan warga New York bahwa mereka aman dari Ebola, meskipun Dr Craig Spencer disebutkan sudah menggunakan jasa kereta bawah tanah, taksi, dan mengunjungi sebuah lokasi bermain boling, dalam periode antara kepulangannya dari Guinea dan berkembangnya gejala penyakit itu.
“Spencer (33) yang pulang ke AS pada 17 Oktober diperiksa suhu badannya dua kali sehari untuk memantau gejala-gejala Ebola, dan ia pertama kali mengalami demam pada Kamis,” kata pejabat seraya menekankan bahwa pasien tidak menularkan virus jika ia tidak menunjukkan gejala.
Spencer merupakan kasus keempat Ebola yang terdiagnosa di Amerika Serikat, dan kasus pertama di kota terbesar Amerika itu, sehingga menimbulkan kekhawatiran baru mengenai penyebaran virus yang telah menewaskan 4.900 orang, terutama di Liberia, Sierra Leone, dan Guinea itu.
“Tidak ada alasan bagi warga New York untuk khawatir,” kata de Blasio dalam jumpa pers di rumah sakit Bellevue tempat Spencer dirawat dan diisolasi, Kamis pagi.
“Berada dalam gerbong kereta yang sama atau tinggal di dekat seseorang yang terinfeksi Ebola tidak berarti orang itu berisiko,” katanya.
“Dua teman dan tunangan Spencer juga sudah dikarantina,” kata Komisioner Kesehatan Mary Travis Bassett.
“Tunangan Spencer dikarantina di rumah sakit itu,” kata pihak rumah sakit.
Pasar saham AS bereaksi terhadap berita mengenai penyebaran Ebola ini setelah hasil tes Spencer diumumkan pada Kamis malam.
Saham S&P turun 9 poin atau 0,45 persen. Dolar melemah terhadap Euro.
Spencer bekerja untuk Dokter Tanpa Perbatasan di Guinea, satu dari tiga negara Afrika Barat yang paling parah terkena Ebola.
“Ia pertama kali merasakan gejala sekitar pukul 10 pagi, Kamis saat ia menderita demam,” kata Bassett.
Ia menekankan bahwa penderita Ebola hanya akan menularkan virus itu jika mereka mulai merasakan gejala sakit. “Ia tidak mengalami demam sejak meninggalkan Guinea sampai pagi ini.” Spencer memantau suhu badannya sendiri dua kali sehari, imbuh dia.
Sebuah tim terlatih dengan mengenakan perlengkapan pelindung memindahkan Spencer ke RS Bellevue dari apartemennya di Manhattan.
Orang keempat yaitu pengemudi taksi, tidak melakukan kontak dekat dengan pasien sehingga ia dinyatakan tidak berisiko, katanya.
“Apartemen Spencer di kawasan Harlem, Manhattan disegel,” kata komisioner kesehatan.
“Hasil tesnya akan dikirimkan ke Pusat Pengendalian Penyakit untuk konfirmasi, dan hasilnya bisa dilihat dalam tempo 24 jam,” katanya.
Komisioner mengatakan Spencer menyelesaikan tugasnya di Guinea pada 12 Oktober dan meninggalkan negara itu dua hari kemudian.
Dalam akun Facebook Spencer yang juga memuat fotonya saat tengah mengenakan perlengkapan pelindung, menyebutkan bahwa ia sempat singgah di Brussels.
Naik kereta bawah tanah, boling Spencer tiba di bandara internasional John F Kennedy di New York. Setelah kepulangannya itu, ia sempat melakukan jogging sepanjang 4,8 km, beberapa kali menaiki kereta bawah tanah, bermain boling dan kemungkinan makan di restoran, kata komisioner kesehatan.
Seorang wanita bernama Morgan Dixon dalam akun Facebook Spencer disebut sebagai tunangannya.
Dalam profil Linked In perempuan itu disebutkan bahwa ia bekerja untuk badan non-profit yang menggandeng Hope Program, program pengembangan karir bagi gelandangan dan pengemis.
Sejak awal Agustus tercatat sudah sembilan kasus Ebola di Amerika Serikat.