Seorang petugas dari Dinas Kesehatan Pemprov Jambi membagikan masker gratis kepada pengendara yang melintasi Jalan A. Rahman Saleh, Jambi, Rabu (9/9). Pembagian masker itu untuk mengantisipasi dampak kabut asap yang menyebabkan timbulnya penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Jakarta, Aktual.com – Ketua Departemen Paru Fakultas Kedokteran UI RSUP Persahabatan DR dr Agus Dwi Susanto Sp.P(K), FAPSR, FISR mengatakan bahwa anak-anak dan ibu hamil menjadi kelompok yang paling rentan pertama dan kedua terkena penyakit akibat dari polusi udara, baik yang bersumber dari transportasi, emisi pabrik, maupun kebakaran hutan.

“Orang yang paling rentan terkena penyakit karena polusi nomor satu itu anak-anak, bisa meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Karena kalau terjadi iritasi, tenggorokan alami peradangan, infeksi, jadi ISPA, itu dampak akut yang paling sering muncul,” katanya, Selasa (12/2).

Dia mencontohkan kasus terjadinya ISPA dalam jumlah besar yang terjadi pada anak-anak saat terjadi kebakaran hutan dan lahan di Riau beberapa tahun silam. Kasus-kasus penyakit yang disebabkan oleh polusi udara cukup tinggi pada populasi yang terpajan.

Selain anak-anak, ibu hamil menjadi kelompok paling rentan kedua terkena penyakit karena polusi udara. Selain polusi udara yang bersifat akut pada jangka pendek seperti ISPA, laringitis, faringitis dan lainnya, polutan yang masuk ke tubuh ibu hamil juga bisa memengaruhi kesehatan janin.

Sedangkan kelompok rentan ketiga terhadap polusi udara ialah orang-orang yang bekerja di luar ruangan.

“Beberapa penelitian kami di RS Persahabatan menunjukan orang-orang yang bekerja di daerah terkena polusi cenderung terjadi penurunan fungsi paru. Seperti penyapu jalan, polisi lalu lintas, petugas jalan tol, penjual koran, terlihat penurunan fungsi paru lebih cepat,” kata Agus.

Artikel ini ditulis oleh: