“Kuatnya data tenaga kerja AS juga mendorong yield obligas AS naik sebesar 5 bps ke level 3,01 persen,” katanya.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan nilai tukar rupiah kembali berada dalam area negatif meski data inflasi Juli menunjukan angka yang terkendali, yakni sebesar 0,28 persen.
“Diharapkan, industri manufaktur domestik yang mulai terakselerasi dapat menahan tekanan rupiah lebih dalam,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid