Jakarta, Aktual.co — Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang ditransaksikan antarbank pada pembukaan perdagangan pagi di akhir pekan ini dibuka melemah. Pelemahan tersebut seiring dengan bangkitnya indeks dolar AS di kancah bursa dunia.
Berdasarkan data Bloomberg Dollar Indeks, Jumat (20/3), rupiah dibuka melemah ke posisi Rp 13.065 per dollar AS, dibanding penutupan kemarin pada 13.057. Pada pembukaan perdagangan kemarin, laju Rupiah sempat melesat kuat meninggalkan level Rp 13.000, yakni di posisi RP 12.980. IHSG serta SUN juga menguat cukup tajam menyusul jatuhnya indeks dolar AS.
Jatuhnya indeks dollar AS kemarin akibat pernyataan Gubernur The Fed, Janet L Yellen yang lebih pesimistis ternyata tidak berlangsung lama. Indeks dollar AS kembali menguat 0,5 persen hingga dini hari tadi bersamaan dengan kenaikan imbal hasil US Treasury 10 tahun.
Sebagian besar mata uang Asia ditransaksikan cenderung menguat terhadap dolar AS pada perdagangan pagi ini. Dari 11 mata uang Asia, sebanyak tujuh mata uang menguat dipimpin oleh yuan 0,54%. Sementara itu, empat mata uang lainnya melemah dengan won paling tertekan sebesar 0,33%.
Kepala riset dari NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada memproyeksikan laju berada di atas target level resisten 13.159, yakni Rp13.015-12.995 (kurs tengah BI). Menurutnya, sentimen dari The Fed tersebut cukup membantu perbaikan laju Rupiah.
“Meski kami mengharapkan laju Rupiah berlanjut naik, namun dengan mulai melemahnya laju minyak mentah dapat membuka peluang penguatan Dolar AS. Tetap cermati dan antisipasi potensi pembalikan arah,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:














