Jakarta, Aktual.com —  Harga minyak sedikit menguat dari posisi terendah enam tahun pada Kamis pagi karena pasokan minyak Amerika Serikat turun dan dolar melemah.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, naik 22 sen menjadi berakhir di 43,30 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sehari sebelumnya kontrak AS ditutup pada tingkat terendah sejak Maret 2009.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman September naik 48 sen menjadi menetap di 49,66 dolar AS per barel di perdagangan London.

“Kami sudah kembali di wilayah positif, tapi secara keseluruhan reaksinya kurang antusias,” kata Kyle Cooper dari IAF Advisors, Kamis (13/8).

Data yang dirilis Departemen Energi AS mengungkapkan bahwa persediaan minyak AS merosot 1,7 juta barel dalam pekan yang berakhir 7 Agustus, dengan produksi dalam negeri jatuh 70.000 barel per hari menjadi sekitar 9,4 juta barel per hari.

Harga minyak juga mendapat dukungan dari kemunduran dolar karena langkah Tiongkok mendevaluasi mata uangnya terhadap dolar memicu spekulasi Federal Reserve AS akan bergerak lebih lambat untuk menaikkan suku bunganya.

Dolar yang lebih murah mengangkat permintaan minyak mentah di luar AS, yang diperdagangkan dalam mata uang AS di pasar internasional.

Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan dalam laporan bulanannya bahwa permintaan minyak dunia akan naik 1,6 juta barel pada 2015, tingkat tercepat dalam lima tahun terakhir.

IEA memberikan angka bervariasi tentang keadaan keseluruhan pasar. Harga minyak AS telah jatuh dari lebih dari 90 dolar AS per barel tahun lalu.

IEA mengatakan “kelebihan pasokan yang cukup besar” tetap menjadi pengatur di pasar minyak, berkat produksi yang kuat dari anggota Organisasi Negara-negara Pengekspot Minyak (OPEC).

Artikel ini ditulis oleh:

Eka