Jakarta, Aktual.com — Harga minyak dunia turun lagi untuk hari kedua berturut-turut pada Jumat (6/11) pagi WIB, karena para pedagang mengkhawatirkan pasokan berlimpah dan penguatan dolar yang dipicu isyarat kenaikan suku bunga dari Federal Reserve.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, patokan global untuk minyak, melemah menjadi menetap di 47,98 dolar AS per barel di London, atau turun 60 sen dari penutupan Rabu.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, turun 1,12 dolar AS menjadi berakhir di 45,20 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Mata uang AS yang kuat cenderung menekan permintaan minyak mentah yang dihargakan dalam dolar, dan dolar terus menguat setelah Ketua The Fed Janet Yellen pada Rabu mengatakan bahwa kenaikan suku bunga pada Desember akan menjadi sebuah “kemungkinan” jika ekonomi terus menguat.
“Ada situasi sulit yang orang tidak ingin bicarakan, karena kenaikan suku bunga Desember kembali di atas meja,” kata Phil Flynn, analis energi di Price Futures Group. “Saya tidak berpikir pasar percaya sampai Yellen mengatakan itu.” Kemungkinan lebih tinggi dari kenaikan suku bunga “memperlambat momentum” di pasar, kata dia.
“Kami telah melihat beberapa tanda-tanda baru-baru ini menunjukkan perubahan taktik di pasar minyak,” kata analis Natixis Abhishek Deshpande, mengacu kerugian tajam baru-baru ini.
“Produksi global terus tetap lebih tinggi dari permintaan dan OPEC telah melanjutkan kebijakan mereka mempertahankan tingkat produksi untuk melindungi pangsa pasarnya.
“Berdasarkan analisis kami, kami mempertahankan pandangan kami bahwa harga minyak akan tetap di bawah tekanan selama surplus tetap di pasar.”
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan