Jakarta, Aktual.co — Laju nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini dibuka terapresiasi meksi tipis. Berdasarkan data Bloomberg Dollar Indeks, Rabu (3/6), mata uang Garuda dibuka di level Rp 13.195 per dolar AS, menguat 20 poin dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu di level Rp 13.215 per dolar AS.
Rupiah masih menguat 0,11% ke Rp13.196 per dolar AS saat perdagangan di BEI dibuka. Rupiah berpotensi menguat pasca indeks dolar tersungkur.
Samuel Sekuritas Indonesia dalam risetnya mengemukakan tekanan nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini akan berkurang sejalan dengan melemahnya indeks dolar AS.
“Dolar diperkirakan lemah di Asia pada hari ini, sehingga akan mencegah pelemahan rupiah yang terlalu dalam,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (3/6).
Lebih lanjut dikatakan, indeks dolar AS kembali ke kisaran 95, walaupun akhirnya menguat tipis setelah angka manufaktur AS naik. Perhatian investor akan fokus terhadap hasil pertemuan ECB malam nanti, yang diperkirakan akan merespons kenaikan inflasi Zona Euro pada Mei.
Yield Bund Jerman, kata Rangga, kembali naik tajam hingga dini hari tadi, sehingga mendorong kenaikan yield obligasi negara lainnya termasuk USTreasury. “Dolar berpeluang melemah hari ini. Juga ditunggu angka pengangguran Zona Euro serta neraca perdagangan AS malam nanti yang keduanya diperkirakan membaik,” kata Rangga.
Dikemukakan rupiah menguat tipis di perdagangan Senin, walaupun angka inflasi naik di atas ekspektasi. Pelemahan dolar serta baiknya angka China berhasil mendorong pelemahan dolar di pasar Asia. “Kenaikan yield Bund Jerman dini hari tadi perlu diwaspadai karena bisa memicu kenaikan yield SUN dan ke luarnya dana asing,” kata Rangga.
Artikel ini ditulis oleh: