Jakarta, Aktual.co — Kurs dolar AS turun terhadap sebagian besar mata uang utama pada Rabu (Kamis pagi WIB), terseret oleh data pekerjaan sektor swasta AS yang lemah dan penurunan lain dalam aktivitas manufaktur.
Indeks manufaktur, juga dikenal sebagai indeks pembelian manajer (PMI), tercatat 51,5 persen, turun 1,4 persentase poin dari bulan lalu, Institute for Supply Management (ISM) mengatakan dalam sebuah laporan, Rabu. Perkiraan terbaru merupakan yang terendah sejak Mei 2013. Sementara itu, lapangan pekerjaan sektor swasta meningkat sebanyak 189.000 pekerjaan dari Februari ke Maret, di bawah ekspektasi pasar untuk kenaikan moderat 225.000 pekerjaan, menurut laporan pekerjaan nasional ADP Maret, Rabu.
Pasangan data ekonomi yang lemah itu mendorong kekhawatiran bahwa laporan penggajian (payroll) non pertanian yang dipantau cermat pada Jumat (3/4) bisa menunjukkan pelambatan pertumbuhan ekonomi. “Laporan ADP Maret menambah kekhawatiran lebih menjelang rilis data penggajian pada Jumat, dimana kejatuhan harga energi yang lebih rendah dan penguatan dolar dapat menemukan jalannya ke pasar kerja,” kata Jay Morelock, seorang ekonom di FTN Financial, dalam sebuah catatan.
Euro naik terhadap dolar untuk pertama kalinya dalam 11 hari terakhir, karena laporan ekonomi dari zona euro menunjukkan pemulihan. Manufaktur wilayah euro berkembang lebih cepat dari yang diperkirakan pada Maret, ketika PMI Markit mencapai tertinggi 10-bulan, naik menjadi 52,2 dari 51 pada Februari, kata pengolah data Markit yang berbasis di London, Rabu.
Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi 1,0764 dolar dari 1,0742 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,4826 dolar dari 1,4845 dolar. Dolar Australia turun ke 0,7600 dolar dari 0,7612 dolar. Dolar AS dibeli 119,61 yen Jepang, lebih rendah dari 119,95 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun tipis ke 0,9664 franc Swiss dari 0,9723 franc Swiss, dan merosot menjadi 1,2620 dolar Kanada dari 1,2658 dolar Kanada.
Saham-saham di Wall Street berakhir turun untuk hari kedua berturut-turut pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah data AS yang mengecewakan memicu kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 77,94 poin (0,44 persen) menjadi ditutup pada 17.698,18. Indeks berbasis luas S&P 500 turun 8,20 poin (0,40 persen) menjadi berakhir di 2.059,69, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq merosot 20,66 poin (0,42 persen) menjadi 4.880,23.
Harga obligasi naik. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS 10-tahun turun menjadi 1,86 persen dari 1,93 persen pada Selasa, sementara pada obligasi 30-tahun turun menjadi 2,46 persen dari 2,54 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah.
Sementara itu, Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange “rebound” pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena dolar AS merosot setelah data pekerjaan sektor swasta AS lemah. Ditambah lagi, dengan penurunan lain dalam survei sektor manufaktur oleh Institute for Supply Management (ISM), mendorong kekhawatiran tentang pelemahan dalam perekonomian.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni, naik 25 dolar AS atau 2,11 persen, menjadi menetap di 1.208,20 dolar AS per ounce. Indeks dolar AS turun 0,25 persen menjadi 98,14 pada Rabu pukul 05.48 GMT. Pelemahan greenback memberikan beberapa dukungan terhadap emas.
Perak untuk pengiriman Mei naik 46,1 sen, atau 2,78 persen, menjadi ditutup pada 17,059 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli bertambah 22,6 dolar AS, atau 1,98 persen, menjadi ditutup pada 1.166,00 dolar AS per ounce.
Artikel ini ditulis oleh:

















