Pemilihan busana muslim sebagai tema kali ini, menurutnya, lantaran pemerintah melihat Lombok sudah menjadi salah satu destinasi wisata religi bagi muslim di Indonesia.
Sementara, untuk pilihan kain tenun dilandasi pada alasan Samuel yang sangat kuat, yaitu sudah waktunya kain tenun maupun kain-kain lain dari berbagai daerah dikerjakan oleh desainer muda.
Sebab, saya ingin agar desainer muda mengenal kain daerah. Kedua, supaya kain daerah tersebut mendapatkan penanganan baru, tandasnya.
Apalagi, ia melihat selera pasar, cara pemasaran, dan market yang berkembang pesat pada era desainer sekarang, jauh berbeda dibanding era desainer sebelumnya.
Samuel berharap, lewat acara ini ia bisa menginspirasi para desainer muda untuk menunjukkan potensi mereka dalam “memanjangkan” umur kain tenun yang sudah menjadi warisan budaya. “Bukan hanya di Lombok, melainkan juga di berbagai daerah lain,” katanya.
Untuk mempercantik busana muslim yang diperagakan, Riana lebih banyak menampilkan bros, kalung dan cincin yang unik dan etnik. Desainer yang belajar mendesain secara otodidak ini memadupadankan 20 buah perhiasan karyanya agar tampil elegan, menyatu dengan busana muslim tapi tetap terlihat.
Artikel ini ditulis oleh: