Semoga acara ini bisa membuat craft daerah kami baik tenun, mutiara, maupun kerajinan lain khas Lombok kembali bangkit dan maju, setidaknya dikenal di seluruh Indonesia dan negara-negara tetangga, ujar Riana.
Festival Pesona Bau Nyale 2019 yang didukung oleh Kementerian Pariwisata mengangkat kembali budaya unik dan berharga dari masyarakat Lombok yang berasal dari Legenda Putri Mandalika.
Bau Nyale sendiri berasal dari bahasa Sasak, yaitu Bau yang berarti menangkap dan Nyale yaitu cacing laut yang berwarna-warni. Budaya menangkap nyale memiliki makna yang sangat berharga, yaitu keberanian yang diwariskan Putri Mandalika dalam mengorbankan diri demi kedamaian negaranya. Nyale dipercaya masyarakat Lombok sebagai jelmaan Putri Mandalika yang menceburkan diri ke laut.
Sesuai tradisi yang selama ini berjalan, bau nyale dilaksanakan setiap tanggal 20 bulan 10 penanggalan suku Sasak setiap tahunnya. Ribuan warga berkumpul di pantai untuk menangkap nyale sebanyak-banyaknya sebelum subuh dengan menggunakan alat penerangan dan peralatan sederhana.
Melihat besarnya antusiasme ribuan warga Lombok selama bertahun-tahun pada acara tradisi ini, pemerintah memberi perhatian khusus. Sejak beberapa tahun belakangan, Kementerian Pariwisata membuat perhelatan besar dengan menggelar serangkaian acara untuk memeriahkan bau nyale.
Untuk tahun 2019 ini, selain pameran fesyen, beragam acara ikut memeriahkan Festival Pesona Bau Nyale 2019 antara lain Surfing Contest, Photo Contest, Creative Dialogue, Peresean, Kampung Kuliner, Pagelaran Seni Budaya, Lomba Masak Ikan, dan Pemilihan Putri Mandalika yang diadakan pada malam puncak festival.
Pemerintah berharap festival yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat NTB termasuk kalangan pelajar, UKM, dan anak muda ini bisa meningkatkan kunjungan wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri ke Lombok, yang pada akhirnya akan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Artikel ini ditulis oleh: