Jakarta, Aktual.co — Bank Permata menyatakan akan tetap mengandalkan pendapatan berbasis komisi (fee based income), melalui berbagai produk, seperti salah satunya “bancaassurance” untuk mendongkrak pendapatan dan laba pada 2015.
“Tahun ini kita diversifikasi ‘fee based income’ kita dan sukses. Tahun depan, kita masih akan mengandalkan ‘fee based income’,” ujar Plt. Direktur Utama Bank Permata Roy Arman Arfandy dalam paparan ekonomi 2015 di Jakarta, dikutip Kamis (13/11).
Roy menargetkan kontribusi pendapatan komisi dapat naik menjadi 28 persen, dibandingkan kontribusi hingga September 2014 sebesar 24 persen.
Menurut dia, Permata masih akan mengandalkan pendapatan komisi dari pemasaran produk asuransi melalui bank (bancaassurance), biaya transaksi bank, dan “trade finance”.
Hingga September 2014, aktivitas dan produk-produk tersebut telah menyumbang pendapatan sebesar Rp1,2 triliun.
“Kami akan dorong ‘fee based income’ bisa 28 persen,” ujar dia.
Meskipun demikian, menurut Roy, bukan berarti Permata tidak akan berupaya mendongkrak kontribusi dari komponen pendapatan lainnya, yakni marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) pada 2015. Menurut Roy, kontribusi pendapatan bunga yang hanya dua persen, akan naik dalam beberapa waktu ke depan.
Pasalnya penetapan batas atas suku bunga deposito oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah berhasil memaksa perbankan menurunkan bunga deposito. Alhasil, biaya dana (cost of fund) menurun menurun, dan NIM terdongkrak.
“Memang kemarin baru dua persen, tapi dengan pembatasan bunga deposito, kontribusi pendapatan bunga akan naik lagi,” ujar dia.
Sedangkan untuk penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), Direktur Ritel Banking Bank Permata, Bianto Surodjo mengatakan perseroan masih akan mengandalkan dana murah dari tabungan dan giro.
“Kami punya produk yang lengkap di dana murah. Kami sudah punya tabungan haji, dan lainnya,” ujar dia, seraya menambahkan DPK Permata telah tumbuh 20 persen pada September 2014.
Ada pun pendapatan operasional Permata per September 2014 naik tujuh persen menjadi Rp5,32 triliun dari Rp4,98 triliun, sedangkan labanya mencapai Rp1,24 triliun.
Fungsi intermediasi Permata ditandai dengan pertumbuhan kredit sebesar 12 persen menjadi Rp130 triliun, yang ditopang kinerja membaik dari nasabah Unit Usaha Kecil Menengah dan korporasi bisnis segmen menengah.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka