Jakarta, Aktual.com — Tiongkok telah menyuntikkan hampir 100 miliar dolar AS dari cadangan devisanya ke dalam dua bank kebijakan, yang meminjamkan berdasarkan arahan pemerintah, untuk membantu memacu ekonomi yang lesu.
Kantor berita resmi Xinhua melaporkan Bank sentral Tiongkok menyelesaikan penempatan 48 miliar dolar AS di China Development Bank dan 45 miliar dolar AS ke Export-Import Bank of China. Langkah ini untuk meningkatkan modal dasar mereka dan mendukung perekonomian.
“Injeksi menunjukkan bank sentral sedang mencoba untuk memandu dana-dana pergi ke ekonomi riil, seperti ekspor dan pembangunan infrastruktur,” ujar ekonom Tiongkok di Barclays Capital, Wang Shengzu kepada AFP, Rabu (19/8).
Ekonomi Tiongkok, terbesar kedua di dunia, tumbuh 7,4 persen pada tahun lalu, terlemah sejak 1990, dan telah melambat lebih lanjut pada tahun ini, tumbuh 7,0 persen di masing-masing dua kuartal pertama.
Pemerintah telah menetapkan target pertumbuhan sekitar 7,0 persen untuk 2015.
Dalam upaya untuk merangsang aktivitas, Tiongkok telah memangkas suku bunga empat kali sejak November dan juga telah menurunkan rasio persyaratan cadangan — jumlah uang yang bank harus sisihkan.
“Dana-dana yang dikeluarkan dari melonggarkan moneter sebelumnya tidak pergi ke ekonomi riil. Sebaliknya, sebagian besar pergi ke lembaga keuangan dan pasar saham,” tambah Wang.
Indeks acuan saham Shanghai naik 150 persen dalam 12 bulan hingga pertengahan Juni dipicu melonjaknya pinjaman, sebelum jatuh hampir sepertiganya dalam tiga minggu.
Wutongshu Investment Platform Co, yang menginvestasikan cadangan devisa Tiongkok di luar negeri, menyuntikan dana-dana ke bank dan akan menjadi pemegang saham di kedua lembaga keuangan itu, kata Xinhua.
Kepemilikan devisa Tiongkok merupakan yang terbesar di dunia, meskipun telah turun menjadi 3,69 triliun dolar AS pada akhir Juni, dari 3,73 triliun dolar pada akhir Maret.
Bloomberg News melaporkan China Development Bank dan bank kebijakan lain, Agricultural Development Bank of China, berencana menerbitkan obligasi senilai 1,0 triliun yuan (164 miliar dolar AS) untuk mendanai proyek-proyek konstruksi untuk meningkatkan perekonomian.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka