Kupang, Aktual.com — Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang mengatakan kasus yang menimpah Ketua DPR Setya Novanto akan menjadi babak baru pertarungan politik Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) di parlemen.

“Kasus Novanto ini memunculkan solidaritas kekuatan politik parlemen yang terpola dalam dua kubu yakni Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH),” kata Ahmad Atang di Kupang, Kamis (26/11), terkait kasus Setya Novanto dan solidaritas KMP-KIH.

Menurut dia, kedua kekuatan tersebut saat ini saling berhadapan untuk membuktikan perspektifnya masing-masing.

KMP sudah bersikap bahwa Novanto tidak bersalah, sementara KIH berpandangan bahwa Novanto secara etis politik telah melanggar sumpah.

Jika demikian maka, apapun keputusan yang dihasilkan oleh MKD lebih disebabkan oleh pertimbangan politik antarkekuatan dari pada masalah etis.

Dengan demikian maka boleh jadi yang salah bisa dibenarkan dan yang benar bisa disalahkan, tergantung nurani para politisi.

“Sebelum sidang MKD dilaksanakan, kita bisa menebak ke arah mana tiupan politiknya,” katanya.

Maka tidak mengherankan kalau ada praktik ekonomi pasar gelap (black marketing economic) dalam kasus ini, kata Pembantu Rektor I UMK ini.

Artinya, bagi saya, membuktikan kesalahan Novanto sama dengan melemahkan kekuatan KMP dan memenangkan Novanto sama dengan menaikan martabat KMP.

Menurut dia, pertarungan politik ini lebih pada ajang untuk mempertahankan harga diri masing-masing pihak.

Jika ini yang menjadi tujuannya maka DPR sedang membuat lelucuan yang sebenarnya tidak lucu.

Hal yang dilakukan Novanto adalah pelanggaran hukum dan semestinya dibawa ke ranah hukum.

Jika dibawa keranah politik maka kebenarannya menjadi abu-abu, katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan