Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani memandang persoalan kekurangan gizi atau gizi yang tidak seimbang, terutama yang melanda anak-anak dapat diatasi lewat program penurunan stunting dari posyandu dan program Makan Bergizi Gratis.
“Posyandu kan sudah ada programnya, penurunan stunting,” kata Irma saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (21/11).
Diketahui dalam program penurunan stunting, posyandu menyelenggarakan sejumlah kegiatan, seperti pendataan, penimbangan, dan pengukuran badan ibu hamil, balita, dan calon pengantin. Lalu, ada pula kegiatan edukasi tentang pencegahan stunting, intervensi bagi ibu hamil dan balita yang memiliki masalah gizi, serta pemberian layanan optimal oleh tenaga kesehatan.
Dengan kegiatan-kegiatan itu, menurut Irma, posyandu dapat berkontribusi mencapai tujuan program Makan Bergizi Gratis, yakni meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) lewat perbaikan gizi.
Sebelumnya, peran posyandu juga telah disoroti oleh Pelaksana Tugas Deputi III Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Nunung Nuryartono.
Ia mengatakan posyandu dan puskesmas merupakan garda terdepan dalam memantau kesehatan ibu dan anak sebagai upaya pencegahan stunting di Indonesia.
“Posyandu dan juga puskesmas garda terdepan untuk memantau anak-anak balita, ibu hamil, dan ibu menyusui,” kata Nunung.
Menurut dia, dengan jumlah sekitar 300.000 posyandu dan 10.000 puskesmas, kedua penyedia layanan kesehatan tersebut berperan dalam memastikan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan balita tetap terpantau dengan baik, terutama menjelang implementasi program Makan Bergizi Gratis yang akan dimulai pada Januari 2025.
Ia menjelaskan, salah satu langkah utama dalam pencegahan stunting adalah fokus pada intervensi di bagian hulu. Remaja putri menjadi salah satu kelompok prioritas dalam intervensi ini untuk memastikan kesehatan mereka hingga memasuki fase pernikahan dan kehamilan.
Dengan kondisi tubuh yang sehat, ujar dia, diharapkan bayi yang mereka lahirkan juga memiliki kesehatan optimal dan terhindar dari risiko stunting.
Artikel ini ditulis oleh:
Arie Saputra