Pasukan TNI melakukan penyergapan melalui helikopter terhadap kapal yang disandera teroris saat simulasi penyelamatan di Tarakan, Kalimantan Utara, Minggu (3/4). Simulasi tersebut merupakan bagian dari latihan gabungan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) yang melibatkan pasukan khusus dari berbagai kesatuan. ANTARA FOTO/Fadlansyah/kye/16.

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi I DPR RI, Prananda Surya Paloh mendesak Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu untuk melakukan operasi pembebasan sandera Abu Sayyaf dengan pihak Filipina.

Sebab, menurutnya, Menhan sudah memiliki perjanjian khusus dengan Menteri Pertahanan Filipina. Untuk itu, kata dia, agar segera mungkin menggelar operasi bersama tanpa ada lagi penundaan.

“Reputasi negara kita dalam melindungi segenap tumpah darah Indonesia sedang dipertaruhkan,” ujar Prananda di Jakarta, Kamis (14/7).

Selain itu, Prananda juga menekankan agar Menhan dan Panglima TNI bergerak cepat melakukan mitigasi ancaman dan menjaga armada kapal dagang Indonesia di wilayah yang rawan.

Menurutnya, kesulitan ekonomi, ketidakpastian politik di Filipina Selatan, ditambah lalu lalang kapal angkutan batu bara Indonesia ke Filipina, semakin memperkuat kelompok Abu Sayyaf melakukan bisnis penculikan dan pembajakan.

“Negara jangan berdalih kurang anggaran, karena di tangan para patriot TNI kita bisa membuktikan bisa mengamankan seluruh wilayah kita dalam kondisi apapun,” cetus anak Surya Paloh ini.

Lebih jauh, Prananda memberikan gambaran bagaimana langkah yang tidak biasa pun harus dijalankan, seperti menciptakan dasar hukum untuk pengamanan swasta yang bisa disewa oleh perusahaan perkapalan.

Selain itu, lanjutnya, para pasukan khusus yang dimiliki oleh TNI bisa berlatih “peluru tajam” dengan menyusup kapal-kapal angkut batu bara. Sehingga ketika ada pembajak, mereka bisa punya sasaran tembak diluar kandang.

“Ini bisa membuktikan bahwa pasukan khusus Indonesia adalah yang terbaik,” pungkasnya.

(Nailin In Saroh)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan