Dari para tersangka, polisi menyita 373 lembar uang palsu pecahan Rp 100.000 dengan total Rp 37.300.000. Diketahui lokasi pabrik uang palsu tersebut terletak di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ahmad Sahroni mendesak agar dibentuknya Satuan Tugas dan Tim Investigasi Peredaran Uang Palsu oleh Polri dan kejaksaan.

Menurut dia, itu penting dilakukan mengingat peredaran uang palsu masih marak ditemukan. Pasalnya, peredaran uang palsu secara tidak langsung dapat mengganggu perekonomian.

Khususnya masyarakat tak mampu yang menjadi korban. Terlebih uang palsu umumnya beredar di pasar atau warung-warung tradisional dengan market masyarakat menengah ke bawah.

“Peredaran uang palsu sangat meresahkan. Bagi masyarakat kurang mampu bahkan bisa mengganggu perekonomian mereka bila menjadi korban,” ucap Sahroni melalui keterangan tertulis, Rabu (28/3).

Hal lain yang harus menjadi perhatian serius adalah potensi meningkatnya peredaran upal seiring dengan digelarnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun ini.

Kemudian tahun berikutnya ada Pemilihan Legislatif dan Pilpres secara serentak pada tahun mendatang. Politisi NasDem ini mengkhawatirkan kerentanan money politics akan dimanfaatkan oleh sindikat upal untuk menyebar hasil karyanya ke masyarakat.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid